Menko Darmin Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Melambat di Kuartal IV 2018

Kondisi ekonomi global turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 05 Des 2018, 20:13 WIB
Diterbitkan 05 Des 2018, 20:13 WIB
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi dunia
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi dunia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV tahun ini kembali mengalami perlambatan. Diprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal akhir 2018 ini berkisar angka 5,14 hingga 5,15 persen saja.

Sebelumnya, pada kuartal III pertumbuhan ekonomi juga melambat menjadi 5,17 persen setelah sebelumnya pada kuartal II tumbuh sebesar 5,27 persen. Angka-angka tersebut meleset dari target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang dipatok sebesar 5,2 persen.

Padahal, target 5,2 persen tersebut sudah lebih rendah dari target awal terdapat pada asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,4 persen. Target tersebut direvisi dari 5,4 persen menjadi 5,2 persen dengan pertimbangan kondisi dan tantangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian.

"Pertumbuhan di kuartal IV inginnya sih  5,2 – 5,3 persen, tapi mungkin akan sedikit di bawah 5,1 persen sehingga setahun ini mungkin (pertumbuhan ekonomi) tidak sampai 5,2 persen. Mungkin 5,14 persen atau 5,15 persen," kata Menko Darmin saat dijumpai di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Menko Darmin menjelaskan, beberapa hal yang memicu perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut. Antara lain adalah faktor kondisi ekonomi global yang saat ini tengah memanas akibat trade war atau perang dagang antara dua negara raksasa Amerika Serikat dan China. Tidak hanya Indonesia, dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi negara lain pun terkena imbas kondisi tersebut.

Bahkan pertumbuhan kedua negara tengah bertikai tersebut dipastikan melemah di tahun ini. Menguti data World Bank,  pertumbuhan ekonomi AS melemah sekitar 0,5 persen di tahun ini menjadi 2,5 persen dari sebelumnya 3 persen.

Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi pesaingnya,  yaitu China juga diprediksi melemah 0,3 persen menjadi 6,6 persen di tahun ini setelah tahun lalu mencapai angka 6,9 persen.

Situasi perang dagang saat ini memang menjadi kambing hitam melambatnya pertumbuhan ekonomi RI. Namun dibanding negara lain, dampak yang diterima RI tidak terlalu besar sebab porsi ekspor RI pada dua negara tersebut hanya 20 persen saja. 

"Beda dengan Malaysia besaran ekspor ke negara itu (AS dan China) 70 persen. Vietnam 100 persen, itu luar biasa," tuturnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya