Lion Air Batalkan Kontrak Pembelian Pesawat Boeing Senilai Rp 321 Triliun?

Boeing mendapat kritikan luas dari kalangan pilot di insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT-610.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 12 Des 2018, 16:01 WIB
Diterbitkan 12 Des 2018, 16:01 WIB
Pesawat Lion Air
Ilustrasi Pesawat Lion Air (ROSLAN RAHMAN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilik Lion Air Rusdi Kirana tengah menggodok rencana untuk menghentikan kontrak kerjasama pembelian pesawat dengan Boeing Co. Saat ini, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia tersebut berus berkomunikasi dengan pengacara untuk membahas rencana tersebut.

"Berdasarkan hukum, saya tidak tahu (apakah bisa membatalkan), karena saya bukan pengacara. Tetapi saya pasti akan berkonsultasi dengan pengacara untuk mengetahui apakah langkah ini melawan hukum," ungkapnya pada Bloomberg, seperti ditulis Rabu (12/12/2018).

Rencana pembatalan tersebut pasca-insiden jatuhnya pesawat Boeing 737-MAX 8 milik Lion Air pada 29 Oktober 2018. Untuk diketahui, saat ini Lion Air tengah menunggu datangnya 190 pesawat Boeing yang telah dipesan dengan nilai perjanjian mencapai USD 22 miliar atau kurang lebih RP 321 triliun (estimasi kurs Rp 14.595).

Rusdi melanjutkan, langkah ini diambil setelah mempertimbangkan aspek moral dan etika. Lion Air merupakan salah satu konsumen terbesar Boeing. Perihal relasi antara dua perusahaan, Rusdi menyebut bola berada di Boeing.

"Saya tidak tahu apa yang akan mereka lalukan untuk memperbaiki atau meningkatkan relasi ini. Tetapi itu pilihan mereka," ujar Rusdi.

Ia pun tidak pusing bila Lion Air dipandang remeh Boeing. "Bila kamu bertanya pada saya bagaimana meningkatkan relasi ini, mungkin seharusnya kamu bertanya pada mereka," ujar Rusdi

Boeing mendapat kritikan luas dari kalangan pilot di insiden jatuhnya JT-610. Perusahaan asal Chicago itu dituduh lalai dalam memberi pelatihan komprehensif kepada pilot terkait seri 737-MAX terbaru.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pangsa Pasar Lion Air

Pesawat Lion Air terparkir di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Kota Tangerang. Meski berulang kali diguncang gempa, penerbangan menuju Lombok masih berjalan normal.
Tercatat, penerbangan pada Minggu, 19 Agustus 2018 hingga hari ini, 20 Agustus 2018, masih berjalan normal.

Mengenai langkah Lion Air, Rusdi menyebut pangsa pasar maskapainya tetap besar. Lion Air pun akan terus mengupayakan ekspansi rute penerbangan ke Dubai dan London.

"Sampai hari ini, kami masih memiliki market share, kami juga punya market share terbesar. Pastinya kami akan terus tumbuh," ucap Rusdi.

"Kami tidak akan berhenti berkembang meski ada insiden mengenaskan ini, tetapi kami mempelajari yang terbaik yang bisa kami lakukan, kami belajar cara melakukan improvisasi," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya