Liputan6.com, Jakarta - Rusdi Kirana, pemilik Lion Air, angkat suara perihal pembatalan pembelian pesawat Boeing pasca-insiden jatuhnya pesawat Boeing 737-MAX 8 milik Lion Air pada 29 Oktober 2018. Pembelian pesawat senilai USD 22 miliar atau setara Rp 321 triliun siap dibatalkan pihak Lion Air.
Meski belum mengirimkan surat resmi kepada Boeing, Rusdi Kirana memastikan untuk membicarakan pembatalan ini bersama pengacara.
"Berdasarkan hukum, saya tidak tahu (apakah bisa membatalkan), karena saya bukan pengacara. Tetapi saya pasti akan berkonsultasi dengan pengacara untuk mengetahui apakah langkah ini melawan hukum," ungkapnya pada Bloomberg.
Advertisement
Baca Juga
Ia pun menyebut langkah ini diambil setelah mempertimbangkan aspek moral dan etika. Lion Air merupakan salah satu konsumen terbesar Boeing. Perihal relasi antara dua perusahaan, Rusdi menyebut bola berada di Boeing.
"Saya tidak tahu apa yang akan mereka lalukan untuk memperbaiki atau meningkatkan relasi ini. Tetapi itu pilihan mereka," ujar Rusdi.
Ia pun tidak pusing bila Lion Air dipandang remeh Boeing. "Bila kamu bertanya pada saya bagaimana meningkatkan relasi ini, mungkin seharusnya kamu bertanya pada mereka," ujar Rusdi
Boeing mendapat kritikan luas dari kalangan pilot di insiden jatuhnya JT-610. Perusahaan asal Chicago itu dituduh lalai dalam memberi pelatihan komprehensif kepada pilot terkait seri 737-MAX terbaru.
Â
Pangsa Pasar Lion Air
Mengenai langkah Lion Air, Rusdi menyebut pangsa pasar maskapainya tetap besar. Lion Air pun akan terus mengupayakan ekspansi rute penerbangan ke Dubai dan London.
"Sampai hari ini, kami masih memiliki market share, kami juga punya market share terbesar. Pastinya kami akan terus tumbuh," ucap Rusdi.
"Kami tidak akan berhenti berkembang meski ada insiden mengenaskan ini, tetapi kami mempelajari yang terbaik yang bisa kami lakukan, kami belajar cara melakukan improvisasi,"Â ujar dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â
Advertisement