Rupiah Kembali Melemah ke Level 14.600 per Dolar AS

Dolar AS kembali menjadi aset safe haven seiring semakin menguatnya kekhawatiran pasar terhadap prospek perekonomian global.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Des 2018, 12:30 WIB
Diterbitkan 17 Des 2018, 12:30 WIB
Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS
Petugas menghitung uang pecahan dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (18/5). Pagi ini, nilai tukar rupiah melemah hingga sempat menyentuh ke Rp 14.130 per dolar Amerika Serikat (AS). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Senin pekan ini. Pergerakan rupiah pada hari ini ada di kisaran 14.590 per dolar AS hingga 14.650 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Senin (17/12/2018), rupiah dibuka di angka 14.602 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.581 per dolar AS. menuju siang, rupiah terus melemah ke angka 14.615 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.600 per dolar AS hingga 14.625 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 7,82 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok 14.617 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan pada perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.538 per dolar AS.

"Dolar AS menguat terhadap hampir semua mata uang dunia, termasuk rupiah," kata ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail dikutip dari Antara.

Menurut dia, dolar AS kembali menjadi aset safe haven seiring semakin menguatnya kekhawatiran pasar terhadap prospek perekonomian global tahun depan pasca rilis beberapa data ekonomi AS-China yang melambat.

Ia mengemukakan, data Industrial Production Index China hanya tumbuh 5,4 persen pada November 2018 merupakan yang terendah sejak 2003.

Sementara data dari AS mengenai penjualan ritel mengalami perlambatan pada November 2018 sebesar 4,2 persen (year on year).

"Diproyeksikan, pergerakan rupiah di kisaran 14.590 per dolar AS hingga 14.650 per dolar AS," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pertumbuhan ekonomi global yang melambat mengurangi permintaan aset mata uang negara-negara Asia.

"Pelemahan ekonomi dunia telah membuat pelaku pasar cenderung menghindari aset beresiko dan menuju aset yang lebih aman seperti dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Gara-Gara Rupiah, Kekayaan Orang Kaya RI Ini Tergerus

Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Forbes Asia kembali melaporkan daftar orang terkaya Indonesia pada 2018. Dari laporan tersebut, ada sejumlah orang terkaya Indonesia yang kekayaannya menyusut.

Lalu siapa sajakah orang kaya Indonesia yang kekayaannya menurun pada 2018?

Mengutip keterangan tertulis Forbes, Kamis (13/12/2018), pendiri Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja berada di posisi ketiga untuk daftar orang terkaya Indonesia. Posisi Eka Tjipta Widjaja tersebut turun lantaran kekayaannya berkurang USD 500 juta menjadi USD 8,6 miliar. Kekayaannya salah satu berasal dari bisnis kelapa sawit.

Selain itu, pengusaha Indonesia yang turun peringkatnya sebagai orang terkaya di Indonesia yaitu Anthoni Salim. Ia berada di posisi kelima sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan USD 5,3 miliar. Total kekayaan Anthoni Salim turun USD 1,6 miliar. Kekayaannya tersebut berasal dari bisnis yang diversifikasi terutama sektor konsumsi. 

Akibat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar lima persen dan harga saham yang tertekan juga mempengaruhi kekayaan orang terkaya di Indonesia.

Salah satunya dialami Soegiarto Adikoesomo yang alami penurunan kekayaan terbesar sekitar 42 persen menjadi USD 780 juta. Hal ini akibat turunnya harga saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Berdasarkan data RTI, saham AKRA merosot 32,60 persen sepanjang tahun berjalan ke posisi Rp 4.280 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 520.109 kali dengan nilai transaksi Rp 11,1 triliun.

Kekayaannya yang turun mendorong Soegiarto Adikoesomo berada di posisi 39 untuk daftar orang terkaya di Indonesia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya