Mentan Lepas Ekspor Manggis dan Sayuran ke China

Data Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan selama tahun lalu, ekspor sayuran naik 4,8 persen dan ekspor bunga naik 7,03 persen

oleh Septian Deny diperbarui 04 Jan 2019, 14:43 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2019, 14:43 WIB
Mentan Amran Sulaiman (Dok Foto: Liputan6.com/Andri Arnold)
Mentan Amran Sulaiman (Dok Foto: Liputan6.com/Andri Arnold)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman melepas ekspor produk hortikultura lainnya di wilayah Banjaran, Kabupaten Bandung. Ekspor tersebut berupa sayuran dan manggis dari gudang milik PT Alamanda Sejati Utama untuk tujuan China, Singapura, dan Hongkong.

Amran mengungkapkan, ‎ekspor hortikultura seperti sayuran, buah, dan bunga asal Indonesia memang tengah naik daun. Pada 2018, ekspornya meningkat 11,92 persen dengan nilai lebih dari Rp 5 triliun dengan negara tujuan ke 113 negara.

Secara spesifik, data Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan selama tahun lalu, ekspor sayuran naik 4,8 persen, ekspor bunga naik 7,03 persen, sementara ekspor buah naik signifikan 26,27 persen.

"Setelah mampu meningkatkan produksi dan daya saing, ini saatnya kita menggalakkan ekspor dan investasi. Capaian tren ekspor yang baik di subsektor hortikultura perlu kita tingkatkan di 2019, termasuk ekspor manggis yang tercatat bisa naik 500 persen," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (4/1/2019).

Menurut Amran, upaya untuk mendorong ekspor saat ini menjadi prioritas Kementerian Pertanian (Kementan). Salah satunya adalah dengan memangkas perizinan.

"Jika dulu butuh hingga 13 hari bahkan hingga 3 bulan, kini eksportir hanya butuh 3 jam untuk mendapatkan izin ekspor melalui sistem online tanpa perlu tatap muka. Belum lagi kami cabut 291 peraturan yang menghambat, reformasi birokrasi, dan penegakan hukum bagi mafia," kata dia.

Amran juga menegaskan upaya perbaiki kualitas sesuai permintaan negara tujuan, karena produk pertanian punya persyaratan yang ketat terkait isu higienitas dan keamanan. Lobi pun dilakukan agar komoditas Indonesia bisa tembus ke negara lain, termasuk pengiriman bisa langsung ke negara tujuan tanpa transit seperti sebelumnya.

"Hasilnya jelas, perusahan seperti di PT Alamanda ini bisa ekspor 42 komoditas sayuran, buah, tanaman hias. Volume sekitar 10.000 ton setahun ke 12 negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Hongkong, China, Dubai, Saudi Arabia, Pakistan, India, Bangladesh, dan Australia, New Zealand," jelas dia.

Ekspor sayuran dari PT Alamanda direncanakan bisa mencapai sebanyak 200 ton per bulan dengan aneka jenis, yakni 12 komoditas sayuran, 29 buah-buahan, dan beberapa tanaman hias, antara lain, baby buncis 30 ton, buncis 45 ton, selada air 30 ton, kentang 60 ton, ubi manis 20 ton, ditambah petai 2 ton dan sayur lainnya.

Untuk buah nonmusim, ada jambu biji merah atau pink guava 2 ton, rock melon 20 ton, dan salak 4 ton. Sementara buah musiman, yang diekspor antara lain, manggis dengan perkiraan 500 ton per musim dan mangga 100 ton per musim.

 

Kebutuhan Dalam Negeri

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengunjungi Palu
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengunjungi Palu. Dok: Kementan

Amran berharap ke depan, selain produktivitas yang meningkat, sehingga bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri, juga lebih berkualitas dan berdaya saing di pasar internasional. Kuncinya adalah pada benih unggul hasil inovasi, serta penerapan teknologi baik saat produksi hingga deliveri, termasuk armada angkut dengan alat pendingin dengan kapasitas besar.

Dia menyatakan, Kementan telah melakukan banyak hal dalam meningkatkan produksi pertanian, di antaranya membagikan alat mesin pertanian naik hingga 1.500 persen, mengalakkan inovasi dengan memberi insentif bagi peneliti, dan program bantuan produktif lainnya.

"Bahkan selama 4 tahun sudah Rp 16 triliun dilakukan refocusing anggaran untuk prioritaskan petani," ucap dia.

Terkait Kabupaten Bandung yang merupakan salah satu penopang pangan di Jawa Barat, Amran mendorong pemuda untuk mau bertani. Dalam dialognya dengan beberapa petani, dia juga memberikan bantuan modal untuk menjaga semangat di sektor pertanian.

"Seluruh Indonesia kami rekrut 400 ribu petani milenial. Kami berikan bantuan, baik alat mesin pertanian hingga pupuk," ucap Amran.

Sementara untuk perusahaan eksportir, ucap dia, sangat penting dalam mendorong kesejahteraan petani, karena kelompok tani atau gabungan kelompok tani (gapoktan) dilibatkan sejak awal dalam proses produksi, dan diperkenalkan dengan pentingnya kontrol kualitas melalui praktik pertanian yang baik mulai dari produksi, manajemen, hingga kelembagaan yang efektif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya