Usai Tutup 26 Gerai Giant dan PHK 532 Karyawan, Ini Fokus Bisnis Hero

PT Hero Supermarket Tbk (HERO) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 532 pegawai dan menutup 26 gerai.

oleh Bawono Yadika diperbarui 14 Jan 2019, 18:50 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2019, 18:50 WIB
Hero di kawasan Gondangdia.
Hero di kawasan Gondangdia. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - PT Hero Supermarket Tbk (HERO) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 532 pegawai dan menutup 26 gerai. Usai penutupan outlet tersebut, manajemen perusahaan mengaku akan fokus mengembangkan toko-toko yang ada.

Corporate Affairs GM Hero Supermarket Tony Mampuk mengatakan, perseroan kini akan fokus membangun kepercayaan pelanggan dengan toko-toko yang ada. Itu salah satunya dengan menawarkan produk-produk yang berkualitas.

"Kita fokus ke toko yang ada sekarang. Strategi kami adalah memastikan toko-toko yang ada dipercaya oleh pelanggan, menawarkan produk berkualitas, memberikan pelayanan yang baik, dan memberikan nilai tambah bagi para pelanggan. Hanya dengan melakukan ini maka kita bisa memastikan perusahaan dapat sustain," ucapnya kepada Liputan6.com, Senin (14/1/2019).

Usai penutupan 26 gerai itu, lanjut dia, Hero kini memiliki 444 gerai yang tersebar di Indonesia. "Untuk seluruh Indonesia, total outlet dari Hero Supermarket, Giant Ekstra, Giant Ekspres, Giant Mart, Guardian, dan IKEA ada 444 gerai," ujarnya.

Kendati demikian, dia belum ingin mengungkapkan seberapa jauh target Hero dalam perolehan laba dan penjualan perusahaan di tahun ini.

"Untuk target laba dan penjualan di tahun 2019 mohon maaf kami belum bisa disclose dulu ya," tandasnya.

26 Gerai Giant Supermarket Tutup, Hero PHK 532 Pegawai

Hero di kawasan Gondangdia.
Hero di kawasan Gondangdia. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

PT Hero Supermarket Tbk (HERO) memutuskan hubungan kerja (pemutusan hubungan kerja/PHK) terhadap 532  karyawannya hingga kuartal III 2018. Tak hanya itu, 26 gerai jaringan ritel Giant pun berhenti beroperasi. 

Corporate Affairs GM PT Hero Supermarket Tbk, Tony Mampuk, mengatakan, kinerja keuangan perusahaan melemah sejak kuartal III 2018.  Kondisi keuangan tersebut membuat perusahaan terpaksa mem-PHK karyawannya. 

"Sampai dengan kuartal ke-III 2018, PT Hero Supermarket mengalami penurunan total penjualan sebanyak 1 persen atau senilai Rp 9,849 triliun," ujar dia, di kantor Pusat PT Hero Supermarket Tbk, di Bintaro, Tangerang Selatan, Jumat (11/1/2019). 

Penurunan kinerja ritel itu disebabkan oleh penjualan pada bisnis makanan yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Hingga kuartal III 2017, pendapatan mencapai Rp 9,961 triliun.

"Meski demikian, bisnis non makanan tetap menunjukkan pertumbuhan yang cukup kuat. Atas hal tersebut, perusahaan meyakini bahwa keputusan akan langkah efisiensi tersebut adalah hal yang paling baik dalam menjaga laju bisnis yang berkelanjutan," terang Tony. 

Menurut Tony, PT Hero Supermarket Tbk (HERO Group), telah menerapkan strategi yang mendukung keberlanjutan bisnis dengan memaksimalkan produktivitas kerja melalui proses efisiensi. 

"Sejauh ini dari 532 karyawan yang terdampak dari kebijakan efisiensi tersebut, sebanyak 92 persen karyawan telah mengerti dan memahami kebijakan efisiensi ini dan menyepakati untuk mengakhiri hubungan kerja," ujar dia. 

 

Di Demo Karyawan

(Foto: Liputan6.com/Pramita T)
Corporate Affairs GM PT Hero Supermarket Tbk, Tony Mampuk (Foto: Liputan6.com/Pramita T)

Sementara 532 karyawan tersebut berasal dari 26 gerai ritel Giant Supermarket yang ditutup sepanjang 2018. Tony pun memastikan, semua hak karyawan yang diatur oleh pemerintah, sudah diberikan. 

"Semua telah mendapatkan hak sesuai dengan Undang-Undang Kementerian Tenaga Kerja RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan” ujarnya. 

Menurut dia, perusahaan saat ini menghadapi tantangan bisnis khususnya dalam bisnis makanan. 

Seperti diketahui, dalam laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan membukukan laba tahun berjalan naik menjadi Rp 86,18 miliar hingga 30 September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 70,40 miliar.

Sedangkan pendapatan perseroan turun tipis dari Rp 9,96 triliun hingga 30 September 2017 menjadi Rp 9,84 triliun hingga 30 September 2018.

Atas kebijakan ini, ribuan pekerja dari serikat pekerja hero supermarket (SPHS) berunjuk rasa, lantaran menolak pemutusan kerja sepihak oleh perusahaan. 

"Ini tidak mendadak, kami sudah berikan pemberitahuan 3 bulan sebelum gerai di tutup. Dari jumlah itu, akhirnya 532 karyawan menerima dan menyepakati di PHK," ujar salah seorang pendemo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya