Prabowo Sebut Cadangan Beras Hanya Cukup 3 Minggu, Ini Respons Kementan

Kementan menyatakan, mulai Januari akan ada produksi beras di dalam negeri karena memasuki masa panen.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Jan 2019, 11:28 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2019, 11:28 WIB
Harga Beras di Pasar Induk Cipinang
Seorang kuli angkut menurunkan beras dari atas truk di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (25/9). Pedagang beras Cipinang sudah menerapkan dan menyediakan beras medium dan beras premium sesuai harga eceran tertinggi (HET). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kandidat  Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan kritik terhadap pemerintah. Salah satunya terkait dengan cadangan beras yang hanya bertahan selama tiga minggu. 

Saat ditanya terkait hal ini, Direktur Jenderal Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Sumarjo Gatot Irianto mengaku enggan mengomentari pernyataan tersebut.

Namun demikian, dia memastikan jika mulai Januari akan ada produksi beras di dalam negeri karena telah memasuki masa panen.

"Panen mulai medio Januari meningkat, dan puncaknya Maret-April," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Sementara itu, Direktur Pengadaan Perum Bulog mengungkapkan, saat ini stok beras Bulog sebanyak 2,1 juta ton. Stok terbesar berada di Jawa Timur 662.744 ton.

Diikuti oleh DKI Jakarta dan Banten sebesar 482.950 ton, Jawa Barat 222.445 ton, Jawa Tengah 128.389 ton dan Sulawesi Selatan dan Barat sebanyak 106.139 ton.

"Kita stok masih ada 2,1 juta ton," kata dia.

Sementara sepanjang 2019, Bulog menargetkan bisa menyerap gabah petani yang setara dengan 1,8 juta ton. Untuk penyerapan tersebut, Bulog menyiapkan anggaran sebesar Rp 15 triliun. 

Penyerapan terbesar akan dilakukan di Jawa Timur sebanyak 351.215 ton, Sulawesi Selatan 290.920 ton, Jawa Tengah 290.398 ton, Jawa Barat 202.429 ton dan Nusa Tenggara Barat sebanyak 141.654 ton.

 

Jokowi: Stok Beras Melimpah, Warga Tak Perlu Panik

Kementerian Perdagangan Akan Revitalisasi 1.200 Pasar Tradisional Tahun Ini
Pedagang menata beras dagangannya di PD Pasar Jaya Gondangdia, Jakarta, Jumat (19/1). Kementerian Perdagangan akan merevitalisasi 1.200 pasar tradisional pada 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan inspeksi beras di kompleks pergudangan Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis 10 Januari 2019. Dalam inspeksi tersebut, Jokowi mencatat hal positif terkait stok dan harga beras. 

Jokowi menuturkan,  Bulog memiliki ketersediaan stok beras yang cukup besar pada awal tahun ini. Bahkan, stok Bulog mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Saya melihat kalau dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu stok kita ini memang lipat (berlipat ganda). Biasanya di akhir Desember itu 700-800 ribu ton, tetapi di akhir Desember 2018 ini, stok kita sekarang 2,1 juta ton," ujar dia di kompleks pergudangan Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dalam kunjungan ini, Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.

Meningkatnya stok beras yang dimiliki Bulog tersebut dimanfaatkan untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan harga beras di pasaran. Operasi pasar yang dilakukan Bulog secara serentak di seluruh Indonesia mulai 3 Januari 2019 lalu efektif menjaga harga beras di tingkat masyarakat.

"Trennya ini turun (harga) karena sudah beberapa hari ini Bulog juga melakukan operasi pasar besar-besaran untuk memberikan suplai kepada pasar-pasar yang membutuhkan dan pada masyarakat yang membutuhkan," katanya.

Ketersediaan stok yang besar ini diharapkan dapat memberi keyakinan kepada pasar dan masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadinya gejolak harga beras di pasaran.

 Presiden Jokowi turut memberi instruksi agar Bulog senantiasa mengawasi ulah oknum yang bermain harga. "Karena biasanya kalau stoknya sedikit itu akan banyak spekulasi dari pasar yang bermain-main dengan harga. Ini kita tunjukkan bahwa stok itu memang ada dan banyak," ucap Presiden.

Lebih lanjut, Presiden meminta Bulog untuk terus memastikan ketersediaan stok dan melakukan operasi pasar bila dibutuhkan. Bulog juga harus bisa menjaga keseimbangan antara harga produksi dengan harga pasar supaya menguntungkan baik bagi petani maupun masyarakat.

"Kalau kita mau harga turun secara drastis, gampang, suplai aja semua ini ke pasar. Tapi petaninya yang jadi rugi. Keseimbangan antara harga produksi dengan harga pasar ini harus dijaga oleh Bulog. Tidak bisa terlalu murah, nanti petaninya juga akan menjerit," tuturnya.

Presiden juga menyaksikan pelepasan kegiatan operasi pasar secara serentak tahun 2019 di halaman gudang Bulog. Budi Waseso yang membentangkan bendera start saat memberangkatkan sejumlah truk operasi bulog ke sejumlah titik penyebaran menandai kegiatan pelepasan ini.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya