Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Pertanian Dwi Andreas Santosa menilai penyataan Kandidat Calon Presiden Prabowo Subianto soal cadangan beras yang hanya mampu bertahan selama 3 minggu tidak tepat.
Dwi mengungkapkan, jika berbicara cadangan beras maka harus dilihat dari stok beras yang ada di Perum Bulog dan pengusaha swasta pada awal tahun serta perkiraan produksi hasil panen. Pada awal 2019, dia memperkirakan masih ada stok sekitar 4 juta ton.
"Kalau cadangan beras dihitung dari stok awal tahun serta panen pada bulan berjalan dan bulan-bulan ke depan. Stok awal tahun ini kita perkirakan ada 4 juta ton kurang sedikit," ‎ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dengan stok sejumlah itu, lanjut Dwi, maka masih akan mencukupi hingga 1,5 bulan ke depan. Sebab, rata-rata konsumsi beras nasional per bulan sekitar 2,5 juta ton.
"Untuk konsumsi bulan 2,5 juta ton. Kalau dibilang hanya beberapa minggu ya tidak benar. Ya paling tidak sekitar 1,5 bulan. Ini belum ditambah dengan panen yang akan terjadi. Tahun ini aman karena ada stok dari impor. Stok di Bulog kan masih ada 2,1 juta ton," kata dia.
Dia mengungkapkan, pada Januari hingga Februari 2019 akan ada tambahan beras sekitar 1,5 juta ton dari hasil panen dalam negeri. Hal ini turut membantu menambah stok beras nasional.
"(Panen) Januari pasti 500 juta ton, Februari mungkin di atas 1 juta ton. Jadi sampai Februari stok beras nasional mungkin ada sekitar 6 juta ton. Mungkin masih memadai terkait dengan konsumsinya," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kata Kementan
Sedangkan Direktur Jenderal Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Sumarjo Gatot Irianto enggan mengomentari pernyataan dari Prabowo.
Namun demikian, dia memastikan jika mulai Januari akan ada produksi beras di dalam negeri karena telah memasuki masa panen.Â
BACA JUGA
"Panen mulai medio Januari meningkat, dan puncaknya Maret-April," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Sementara itu, Direktur Pengadaan Perum Bulog mengungkapkan, saat ini stok beras Bulog sebanyak 2,1 juta ton. Stok terbesar berada di Jawa Timur 662.744 ton.
Diikuti oleh DKI Jakarta dan Banten sebesar 482.950 ton, Jawa Barat 222.445 ton, Jawa Tengah 128.389 ton dan Sulawesi Selatan dan Barat sebanyak 106.139 ton.
"Kita stok masih ada 2,1 juta ton," kata dia.
Sementara sepanjang 2019, Bulog menargetkan bisa menyerap gabah petani yang setara dengan 1,8 juta ton. Untuk penyerapan tersebut, Bulog menyiapkan anggaran sebesar Rp 15 triliun.Â
Penyerapan terbesar akan dilakukan di Jawa Timur sebanyak 351.215 ton, Sulawesi Selatan 290.920 ton, Jawa Tengah 290.398 ton, Jawa Barat 202.429 ton dan Nusa Tenggara Barat sebanyak 141.654 ton.
Advertisement