Bos BI Sebut Suku Bunga Acuan Hampir Capai Puncaknya

Bank Indonesia (BI) akan terus berupaya menjaga stabilitas moneter melalui berbagai kebijakan.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jan 2019, 22:44 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2019, 22:44 WIB
BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo saat memberi keterangan pers mengenai kenaikan suku bunga acuan di Jakarta, Kamis (15/11). Perry menyebutkan, keputusan tersebut untuk menyikapi kondisi global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memberikan sinyal jika suku bunga acuan BI sudah hampir mencapai puncaknya.

Hal tersebut dia sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI.

Diketahui, saat ini suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Day Reverse Repo berada di posisi 6 persen. Tercatat selama 2018, suku bunga acuan BI sudah terkerek dari 4,25 persen ke 6 persen atau naik 175 basis poin.

"Tingkat suku bunga kami, BI 7 Day RR kami, pada saat ini sudah hampir mencapai puncaknya," kata Perry, Jakarta, Rabu (16/1/2019).

Dia mengatakan, BI akan terus berupaya menjaga stabilitas moneter melalui berbagai kebijakan.

"Untuk memperkuat stabilitas, mengendalikan inflasi, memang stance moneter yang pre-emptive dan ahead of the curve masih akan kami pertahankan," ujar dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

BI Prediksi The Fed Naikkan Suku Bunga 3 Kali pada 2019

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo bersiap memberi keterangan pers mengenai kenaikan suku bunga acuan di Jakarta, Kamis (15/11). Rapat Dewan Gubernur BI juga menaikkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada hari Rabu kemarin. Akan tetapi, The Fed menurunkan probabilitas atau proyeksi kenaikkan bunganya di 2019.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan sebelumnya semua pihak memperkirakan The Fed atau bank sentral AS akan menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali di tahun depan. Namun prediksi tersebut berubah sejak pengumuman kenaikkan suku bunga The Fed kemarin.

"Sejumlah pelaku pasar mengestimasinya kalau tahun depan kalau FFR hanya naik satu kali, tapi kemarin probabilitasnya dua kali, itu kalau dari sisi pasar," kata Perry di kompleks Gedung BI, Jumat 21 Desember 2018.

Dia mengungkapkan, kondisi tersebut menjadi faktor positif bagi iklim investasi di negara berkembang termasuk Indonesia. "Sehingga meningkatkan confident internasional dan inflow(aliran modal masuk) akan lebih besar," ujarnya.

Sementara itu, dia menegaskan BI tetap pada perkiraan awal yaitu The Fed akan menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali.

"Kalau dari BI tetap memperkirakan kalau tahun depan tiga kali. Meskipun probabilitasnya mengarah dua kali, sebagaimana yang kita cermati dari pengumuman The Fed," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya