Liputan6.com, Jakarta - Salah satu perusahaan jasa ekspedisi nasional, JNE, mengakui ada keterlambatan pengiriman barang di wilayah Papua beberapa waktu terakhir.
Namun, JNE memastikan akan terus menyelesaikan masalah ini. Head of Regional Sulampapua JNE, Gary Wiharto mengatakan, ‎ masalah diawali sejak Natal dan Tahun Baru lalu.Â
Paket yang masuk ke Papua tidak sesuai jadwal penerbangan. Namun, saat ini masalah di bandara sudah teratasi dan arus barang telah lancar disana.
Advertisement
‎"Secara berangsur-angsur berbagai tantangan dalam upaya memberikan pelayanan kepada pelanggan setia sudah teratasi, terutama di Jayapura. Namun untuk Nabire dan Merauke proses normalisasi masih terus berjalan, terutama dari sisi SDM (sumber daya manusia)," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Baca Juga
Selain itu, lanjut dia, penambahan sumber daya manusia (SDM) untuk JNE Jayapura juga masih harus dilakukan. Sementara proses perekrutan dengan membuka lapangan kerja untuk masyarakat berlangsung, JNE Jayapura juga diperbantukan oleh beberapa orang personil dari JNE Makassar.
"Percepatan pada proses terus kami maksimalkan agar pengiriman paket ke wilayah ini dapat berjalan normal," kata dia.
Terkait keterlambatan pengiriman barang yang terjadi di wilayah Papua, JNE juga menyampaikan permohonan maaf kepada konsumennya.
"Terkait kendala pengiriman di Papua, bersama ini kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pelanggan setia JNE atas ketidaknyamanan yang terjadi," kata dia.
Â
JNE Garap Pasar Bisnis E-Commerce
Sebelumnya, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menggandeng PT Qourier Indonesia Kartika guna merambah pangsa pasar pengiriman barang untuk bisnis jual beli online(e-commerce).
Qourier menjadi penyedia mobile application dan web application dengan nama Qourier powered by JNE.
Presiden Direktur JNE Mohammad Feriadi mengatakan, saat ini potensi jasa ekspedisi pada bisnis e-commerce sangat besar. Hal ini seiring dengan perkembangan bisnis jual beli secara online tersebut di Indonesia.
"Potensi bisnis e-commerce masih sangat besar, kita tahu adanya e-commerce ini membangun pilar seperti payment dan kurir. Kami bekerja sama dengan Qourier karena Qourier memberikan solusi apa yang tidak dimiliki JNE, khususnya dalam hal teknologi," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa 10 Juli 2018.
Menurut dia, saat ini perkembangan teknologi telah membawa perubahan ke berbagai sektor, termasuk juga dalam sektor perdagangan. Oleh sebab itu, JNE ingin memanfaatkan potensi ini untuk memperkuat bisnis di dalam negeri.
"Sekarang bagaimana teknologi bisa kita improve, adanya kerja sama dengan Qourier, selain memperkuat posisi kami juga dalam rangka memperoleh potensi yang lebih besar ke depannya. Tidak cukup rasanya dengan kurir-kurir yang ada untuk menangani marketplace," kata dia.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Qourier Indonesia Kartika, Putri Kadarmanto mengungkapkan, keberadaan perusahaan jasa logistik menjadi pendukung bagi perkembangan bisnis e-commerce.
"Kami bekerja sama untuk memasuki market e-commerce dan untuk melakukan last mile delivery. Kami menjadi produk penambah dari JNE dengan nama Qourier power by JNE. Akan ada produk, yaitu same day delivery dan instant delivery. Diharapkan kita bisa meramaikan pasar e-commerce. Karena peran logistik di sini untuk mendukung perkembangan e-commerce yang sangat cepat," jelas dia.
Selain itu, lanjut Putri, sejauh ini pihaknya telah menjalin kerja sama dengan perusahaan logistik asal Jerman, DB Schanker yang merupakan mitra dari sejumlah perusahaan teknologi dan e-commerce dunia seperti Apple dan Lazada. Dengan demikian, layanan pengiriman barang dari perusahaan-perusahaan tersebut juga bisa terlayani oleh JNE.
"Kami kerjasama dengan DB Schenker yang saat ini memiliki klien-klien besar, seperti Apple, Lazada, beberapa e-commerce besar, yang masuk melalui DB Schenker. Ke depan mereka tidak menggunakan ware house tetapi langsung dijual lewat last mile delivery," tandas dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement