1 Guru yang Tewas Diserang KKB Berasal dari Flores Timur, Keluarga Minta Jenazah Dipulangkan

Sebanyak tujuh orang guru dan tenaga kesehatan diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Jumat (21/3/2025) lalu.

oleh Ola Keda Diperbarui 24 Mar 2025, 11:43 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 11:43 WIB
KKB Papua
Suasana di rumah korban di Desa Bantala, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, NTT. (Liputan6.com/ Ola Keda)... Selengkapnya

Liputan6.com, Flores - Sebanyak tujuh orang guru dan tenaga kesehatan diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Jumat (21/3/2025).

Akibat serangan tersebut, satu orang dilaporkan meninggal dunia, sementara enam lainnya mengalami luka-luka.

Korban meninggal dunia diketahui bernama Rosalia Rerek Sogen dari Desa Persiapan Bantala, kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, NTT.

"Yang meninggal itu satu orang saja, atas nama Rosalia Rerek Sogen dari Larantuka Kabupaten Flores Timur," kata N.

N merupakan guru asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengajar di Distrik Pasema, Yahukimo. Ia mengungkapkan hal tersebut saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon pada Minggu (23/3/2025) sore.

Ia menjelaskan, dari tujuh orang yang diserang, enam di antaranya berasal dari NTT dan satu orang dari Sorong, Papua Barat Daya. Ia memerinci bahwa para korban terdiri dari enam guru dan satu tenaga kesehatan.

N, yang mengajar di distrik berbeda, menyatakan saat ini para korban yang mengalami luka telah dievakuasi dan dirawat di Rumah Sakit Yowari Sentani dan Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura.

Berikut adalah nama-nama para korban yang mengalami luka: Videlis Lena, Tari More, Paskalia Liman, Kosmas Paga, Irma Nenobahan, dan Vantiana Kambu.

 

Promosi 1
Permohonan Keluarga

Permohonan Keluarga

Kabar kematian Rosalia Rerek Sogen (30) dalam serangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, pedalaman Papua, telah sampai ke telinga keluarga di Kabupaten Flores Timur

Menurut keluarga, Emanuel Suban Sogen, Rosalia mendedikasikan diri sebagai guru di pedalaman Papua sejak tahun 2022 lalu.

Ia mengaku keluarga sempat berfirasat buruk tentang Rosalia saat membaca pemberitaan media massa.

"Kami kaget, karena dalam berita itu, waktu dan tempat kejadian yang diuraikan sesuai dengan tempat korban merantau," ungkapnya.

Emanuel beberapa kali menghubungi nomor handphone Rosalia, namun tidak pernah terhubung.

Keluarga kemudian mendapat informasi dari beberapa perantau asal Flores Timur di Papua, termasuk pihak Yayasan. Kabar yang tidak pernah mereka inginkan ternyata terjadi.

"Kami coba bangun komunikasi dengan orang-orang yang ada di sana, ternyata kabar itu benar," ujarnya, Minggu, 23 Maret 2025.

Agustinus Sogen (ayah) dan Wilin Hewen (ibu) tak menyangka sang buah hati kelahiran 26 Januari 1995 itu menjadi korban kekejaman KKB.

Mereka berharap jenazah Rosalia Rerek Sogen dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya di Desa Bantala.

"Kami keluarga sangat memohon bantuan, tolong pulangkan almarhum," pinta ayah korban.*

Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya