Mulai 15 Januari, JNE Naikkan Biaya Pengiriman

JNE menyatakan untuk pengiriman dari Jabodetabek ke Jabodetabek masih berlaku tarif normal.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Jan 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2019, 11:00 WIB
Cabang pusat JNE Malang
JNE sebagai perusahaan ekspedisi turut membantu para pelaku UKM agar bisa ‘melek digital’

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan pengiriman barang dan logistik, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menaikkan biaya pengiriman mulai 15 Januari 2019.

Presiden Direktur JNE, Mohammad Feriadi, menuturkan kenaikan biaya pengiriman tersebut didorong biaya angkutan udara naik. Oleh karena itu, pihaknya harus menyesuaikan harga.

Ia menambahkan, kenaikan biaya pengiriman tersebut bervariasi tergantung dari tujuan pengiriman.

"Mulai 15 Januari naik. Kenaikan variatif tergantung tujuan," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, lewat pesan singkat, seperti ditulis Selasa (15/1/2019).

Mengutip laman Facebook JNE disebutkan kalau perseroan selama tiga tahun tidak menyesuaikan tarif.

Oleh karena itu, 15 Januari 2019, JNE menyesuaikan tarif untuk pengiriman dari Jabodetabek ke seluruh Indonesia. Sedangkan pengiriman dari Jabodetabek ke Jabodetabek masih berlaku tarif normal.

JNE Garap Pasar Bisnis E-Commerce

President Director JNE, M. Feriadi
President Director JNE, M. Feriadi saat menjadi pembicara dalam acara Inspirato di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (15/5). (Liputan6.com/JohanTallo)

Sebelumnya, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menggandeng PT Qourier Indonesia Kartika guna merambah pangsa pasar pengiriman barang untuk bisnis jual beli online (e-commerce). Qourier menjadi penyedia mobile application dan web application dengan nama Qourier powered by JNE.

Presiden Direktur JNE Mohammad Feriadi mengatakan, saat ini potensi jasa ekspedisi pada bisnis e-commerce sangat besar. Hal ini seiring dengan perkembangan bisnis jual beli secara online tersebut di Indonesia.

"Potensi bisnis e-commerce masih sangat besar. Kita tahu adanya e-commerce ini membangun pilar seperti payment dan kurir. Kami bekerja sama dengan Qourier karena Qourier memberikan solusi apa yang tidak dimiliki JNE, khususnya dalam hal teknologi," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 10 Juli 2018.

Menurut dia, saat ini perkembangan teknologi telah membawa perubahan ke berbagai sektor, termasuk juga dalam sektor perdagangan. Oleh sebab itu, JNE ingin memanfaatkan potensi ini untuk memperkuat bisnis di dalam negeri.

"Sekarang bagaimana teknologi bisa kita improve, adanya kerja sama dengan Qourier, selain memperkuat posisi kami juga dalam rangka memperoleh potensi yang lebih besar ke depannya. Tidak cukup rasanya dengan kurir-kurir yang ada untuk menangani marketplace," kata dia.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Qourier Indonesia Kartika, Putri Kadarmanto, mengungkapkan keberadaan perusahaan jasa logistik menjadi pendukung bagi perkembangan bisnis e-commerce.

"Kami bekerja sama untuk memasuki market e-commerce dan untuk melakukan last mile delivery. Kami menjadi produk penambah dari JNE dengan nama Qourier power by JNE. Akan ada produk, yaitu same day delivery dan instant delivery. Diharapkan kita bisa meramaikan pasar e-commerce, karena peran logistik di sini untuk mendukung perkembangan e-commerce yang sangat cepat," ucap dia.

Selain itu, lanjut Putri, sejauh ini pihaknya telah menjalin kerja sama dengan perusahaan logistik asal Jerman, DB Schanker, yang merupakan mitra dari sejumlah perusahaan teknologi dan e-commerce dunia, seperti Apple dan Lazada. Dengan demikian, layanan pengiriman barang dari perusahaan-perusahaan tersebut juga bisa terlayani oleh JNE.

"Kami kerja sama dengan DB Schenker yang saat ini memiliki klien-klien besar, seperti Apple, Lazada, beberapa e-commerce besar, yang masuk melalui DB Schenker. Ke depan mereka tidak menggunakan warehouse, tetapi langsung dijual lewat last mile delivery," ucap dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya