Tertinggi Sejak Juni, Harga Emas Sentuh USD 1.300 per Ounce

Harga emas berada di atas level USD 1.300 per ounce dan sentuh level tertinggi sejak Juni 2018.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Jan 2019, 07:19 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2019, 07:19 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas berada di atas level USD 1.300 per ounce dan sentuh level tertinggi sejak Juni 2018.

Penguatan harga emas didorong dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah dan investor fokus terhadap ketegangan geopolitik dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global.

Harga emas menguat merefleksikan ketidakpastian politik di AS, zona Euro, Venezuela dan Amerika Selatan. Ditambah negosiasi perdagangan China-AS. Hal itu seperti disampaikan dalam laporan Direktur Pelaksana RBC Wealth Management, George Gero.

Harga emas untuk pengiriman Februari di Comex naik USD 18,30 atau 1,4 persen ke posisi USD 1.304,20 per ounce. Harga emas sempat ditransaksikan di posisi USD 1.305,80.

Harga emas untuk kontrak April masuk ke level tertinggi sejak Juni. Pada pekan ini, harga emas selama sepekan mendaki 1,2 persen.

Sementara itu, harga perak menguat 2,6 persen ke posisi USD 15.699 per ounce. Harga perak naik dua persen pada pekan ini.

"Dolar AS melemah jelang pertemuan FOMC pekan depan. Diharapkan the Federal Reserve akan tunda menaikkan suku bunga melihat harapan pertumbuhan," tutur Fawad Razaqzada, Analis Forex.com seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (26/1/2019).

Indeks dolar AS melemah 0,8 persen terhadap enam mata uang utama lainnya. Selama sepekan, dolar AS sudah susut 0,5 persen. Dolar AS melemah dapat mendukung harga komoditas bagi pelaku pasar yang memegang mata uang lainnya.

"Selain itu, yuan telah meningkat di tengah harapan atas resolusi dalam sengketa perdagangan AS-China. Dengan renminbi yang lebih kuat, konsumen Tiongkok dapat membeli lebih banyak emas dari pada sebelumnya," ujar Razaqzada.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional memangkas pertumbuhan global 2019 pada awal pekan ini. Selain itu, Analis FXTM Lukman Otunuga menuturkan, kalau ekonomi China yang melambat juga menopang harga emas lantaran dianggat sebagai safe haven.

 

Harga Logam Lainnya

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Adapun harga logam lainnya yaitu harga palladium naik 3,1 persen menjadi USD 1.319,80 per ounce. Harga platinum menguat 1,7 persen menjadi USD 818,30 per ounce. Harga platinum naik dua persen pada pekan ini.

Harga tembaga menanjak 3,2 persen menjadi USD 2.729 per pound. Selama sepekan, harga tembaga sudah naik 0,4 persen.

"Harga logam termasuk tembaga sudah terus turun sehingga memberikan dukungan mendasar untuk peningkatan gambaran teknis. Namun hal yang membuat kami bingung adalah keadaan memburuknya urusan politik dan ekonomi," tutur John Gross, Presiden Perusahaan Konsultan JE Gross and Co.

Sementara itu, pemerintahan AS telah ditutup selama sekitar satu bulan, menurut Presiden Federal Reserve New York John William dapat membebani pertumbuhan ekonomi AS.

"Di Eropa, situasi Brexit telah pindah ke Twilight Zone dan jam terus berdetak pada hasil yang sangat tidak pasti. Berita dari China menunjuk pelemahan lebih lanjut meski ada rekor USD 83 miliar yang disuntikkan untuk meningkatkan ekonomi mereka dan tidak ada kemajuan berarti yang dibuat pada pembicaraan perdagangan," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya