Dolar AS Perkasa, Harga Emas Tumbang 22 Januari 2019

Harga emas tergelincir ke level terendah dalam hampir sebulan pada tertekan penguatan dolar AS.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 22 Jan 2019, 06:41 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2019, 06:41 WIB
Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Chicago - Harga emas tergelincir ke level terendah dalam hampir sebulan pada hari Senin (Selasa WIB) tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) mengurangi permintaan logam mulia.

Dilansir dari Reuters, Selasa (22/1/2019), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.279,53 per ounce, setelah sebelumnya menyentuh level terendah sejak 28 Desember pada USD 1.276,31 per ounce. Harga emas berjangka AS turun 0,2 persen menjadi USD 1.279,6.

“Beberapa ketenangan telah dipulihkan di pasar ekuitas. Kami melihat sedikit penarikan minat dari pasar emas, ”kata ahli strategi komoditas Macquarie, Matthew Turner.

Pasar dunia menunjukkan sedikit kelegaan pada data ekonomi China yang sesuai dengan harapan dan menawarkan beberapa titik cerah, meskipun kekhawatiran tentang rencana Brexit Perdana Menteri Inggris Theresa May memicu kehati-hatian.

Pasar keuangan Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup pada hari Senin untuk liburan Hari Martin Luther King Jr.

Kenaikan dolar mendekati tertinggi dua minggu membebani emas, yang telah naik lebih dari 10 persen sejak pertengahan Agustus, sebagian besar karena gejolak pasar ekuitas dan dolar yang lemah.

Analis mengatakan emas masih berpeluang menguat didorong sejumlah faktor seperti Bank Sentral AS atau The Fed telah mencapai akhir pengetatan moneternya, perlambatan kondisi ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik.

Pejabat The Fed meninggalkan sedikit keraguan bahwa mereka ingin berhenti menaikkan suku bunga, setidaknya untuk sementara waktu, sebelum pertemuan pertama The Fed pada 29-30 Januari 2019.

Sementara itu, harga paladium di pasar spot, yang mencapai rekor tertinggi USD 1.434,5 minggu lalu, didorong oleh defisit yang berkelanjutan, turun 1,1 persen menjadi USD 1.361,5 per ounce.

"Sebagai hasil dari reli yang kuat selama beberapa bulan terakhir, pasar paladium mungkin melihat beberapa konsolidasi sebelum melanjutkan jalur kenaikannya," kata Hans-Guenter Ritter, kepala perdagangan global di Heraeus Metals, Jerman.

Harga perak turun 0,7 persen menjadi USD 15,22 per ounce, sementara platinum kehilangan 0,8 persen menjadi USD 791.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya