Jokowi Ingin Usia Pensiun Tamtama dan Bintara TNI Diperpanjang

Jokowi telah memerintahkan kepada Menteri Hukum dan HAM, dan juga Panglima TNI untuk merevisi batas usia pensiun terutama untuk tamtama dan bintara

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 29 Jan 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2019, 16:00 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi memberi pidato saat merayakan Hari Musik Nasional 2017 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/3). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan mengenai restrukturisasi di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Menurut Jokowi, akan ada jabatan untuk pati baru sebanyak 60-an yang nanti bisa diisi dari kolonel untuk naik ke atas ke jabatan bintang.

“Ada 60 jabatan bintang baik satu, dua, dan tiga. Ya,” kata Jokowi usai membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri 2019, di Istana Negara, Jakarta, seperti dikutip dari laman Setkab.

Jokowi juga menyampaikan bahwa dirinya telah memerintahkan kepada Menteri Hukum dan HAM, dan juga Panglima TNI untuk merevisi batas usia pensiun terutama untuk tamtama dan bintara, dari yang sekarang pensiunnya 53 ke 58. Tapi untuk ini, diakui Jokowi harus merevisi undang-undang.

Mengenai alasan perubahan usia pensiun untuk tamtara dan bintara dari 53 ke 58 itu, Jokowi mengatakan, kalau usia 53 itu masih segar-segarnya, masih produktif-produktifnya. Karena itu, pemerintah ingin disamakan dengan batas usia pensiun Polri, ya itu 58 tahun.

“Ya itu saja,” tegas Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi mengatakan bahwa sekarang ini dengan adanya revolusi industri generasi keempat, jilid keempat ini betul-betul harus kita respon dan terutama TNI dan Polri ini perlu merespon secara cepat.

“Mungkin dengan lebih menggiatkan lagi riset-riset untuk alutsista kita,” ujarnya.

Jokowi memberikan contoh, misalnya penggunaan virtual reality, artificial intelligence, kemudian 3D printing yang negara-negara lain mungkin sudah mulai dikembangkan di sisi kemiliteran.

Pertama Kali, Presiden Jokowi Buka Rapim TNI-Polri di Istana Negara

Presiden Jokowi Saat Membuka Rapim TNI-Polri di Istana Negara. (Foto: Liputan6.com/Lizsa Egeham)
Presiden Jokowi Saat Membuka Rapim TNI-Polri di Istana Negara. (Foto: Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka rapat pimpinan (rapim) TNI-Polri di Istana Negara Jakarta, Selasa (29/1/2019). Dalam acara itu, sejumlah jenderal purnawirawan TNI-Polri diundang. 

Berdasarkan pantauan, terlihat mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Ia tampak mengenakan kemeja batik bewarna cokelat. Gatot datang sebagai tamu undangan pembukaan rapim TNI-Polri.

Selain Gatot, mantan Panglima TNI dan mantan Kapolri juga hadir dalam acara pembukaan rapat pimpinan TNI-Polri. Mereka antara lain Djoko Suyanto, Wiranto, Moeldoko, Endriartono Sutarto, dan Tri Soetrisno.

Ada sejumlah mantan Kapolri yang juga hadir, mereka antara lain Bambang Hendarso Danuri, Timur Pradopo, dan Badrodin Haiti. Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun turut hadir.

Jokowi mengatakan rapat pimpinan TNI-Polri ini memang pertama kalinya diadakan di Istana.

"Bukan apa-apa, tapi memang saya ingin rapim ini sekali-sekali kita lakukan di sini, kan enggak ada salahnya," ucap Jokowi.

Dihadiri 368 Pati TNI-Polri

Setelah memberikan pengarahan, Presiden Jokowi melakukan sesi foto bersama dengan para perwira tinggi TNI/Polri. Sebanyak 368 perwira tinggi TNI dan Polri yang hadir dalam rapat pimpinan pada tahun 2019 ini. Mereka terdiri 198 perwira tinggi TNI, dan 170 perwira tinggi Polri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya