Liputan6.com, Jakarta Pengusaha makanan ternak mengingatkan harga jagung untuk pakan saat ini masih tinggi meski tidak ada kendala suplai dan sudah mulai memasuki masa panen.
"Kalau di Jawa Timur, masih sekitar Rp 4.800 per kilogram. Belum sampai Rp 3.000-an," kata Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan Ternak, Sudirman, seperti mengutip Antara, Kamis (21/2/2019).
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Sudirman menjelaskan harga kisaran jagung pakan Rp 4.800 per kilogram (kg) masih termasuk tinggi, karena dalam kondisi normal jelang masa panen, harga jagung yang sampai ke tingkat pabrik pakan bisa Rp 3.500 per kg.
"Kalaupun di tingkat petani, acuannya Rp 3.150 per kilogram. Normal tinggi. Itu harganya sudah mempertimbangkan keuntungan petani dan kewajaran penerimaan pabrik pakan," jelas dia.
Mengenai komoditas jagung yang mulai memasuki masa panen, Sudirman mengatakan ini memang sesuai di mana secara musiman panen terjadi pada Maret-Mei.
Ia justru mengharapkan adanya pasokan jagung yang terjaga hingga akhir tahun, agar tidak terjadi kelangkaan dan kenaikan harga pada periode November-Januari, yang dapat dipenuhi melalui peran Bulog.
"Bulog juga mesti mengisi stoknya, supaya nanti ketika lagi tidak panen, Bulog bisa membantu pabrik pakan," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Sudirman juga mengingatkan kebutuhan jagung untuk pakan ternak meningkat pada 2019 dengan proyeksi mencapai 20 juta ton.
Lebih jauh ia menilai para petani telanjur mendapatkan janji harga tinggi sehingga membuat harga ke tingkat pabrik pakan ikut melonjak.
Hasil Jagung Melimpah di Tuban, Mentan: Saya Senang Lihat Para Petani Tersenyum
Jawa Timur merupakan sentra jagung nasional. Ada tujuh kabupaten mulai gelaran panen raya, seperti di Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ikut hadir dalam panen raya jagung di desa Talun, Kecamatan Montong, Tuban, Jumat (15/2).
Amran tampak sumringah melihat hasil panen jagung melimpah di Tuban. Dengan penuh rasa gembira, Amran pun ikut berdialog langsung dengan para petani. "Saya senang lihat para petani tersenyum dengan hasil panennya. Di sini kami memang untuk melayani, jadi kami datang tidak dengan tangan kosong," kata Amran.Â
Pada Februari ini, Desa Talun, Kecamatan Montong memanen sekitar 10 ribu hektare lahan jagung. Lalu untuk Kabupaten Tuban keseluruhan memanen lebih dari 50 ribu hektare lahan jagung.
Dengan tibanya masa panen jagung ini, Amran berharap para petani dapat mensuplai kebutuhan jagung peternak, baik yang berada di wilayah Tuban, maupun di kabupaten lainnya.
"Kami berharap Bulog dapat membantu menyerap jagung petani saat panen raya seperti ini, sehingga dapat menjadi buffer stock. Kalau mekanisme ini berjalan baik, petani tak akan lagi terjerat tengkulak," kata Amran.
Amran berharap petani jagung dan peternak ayam mandiri dapat menikmati masa panen raya jagung saat ini melalui mekanisme distribusi dan stok yang baik. Sukses panen jagung ini tak lepas dari kerjasama semua pihak.
Mulai dari mulai stakeholder pertanian tingkat pusat hingga daerah, kelompok-kelompok usaha tani, perbankan dan masyarakat petani. Salah satu yang ikut mendorong sukses panen ini adalah Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan lewat bantuan alsintannya kepada petani.
Secara terpisah Dirjen Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan, Sarwo Eddy mengatakan bahwa sudah menjadi kewajiban pihaknya, untuk membantu petani jagung dalam usaha meningkatkan hasil pertanian mereka.
"Produksi jagung harus ditingkatkan ke depan. Kami akan terus membantu para petani untuk mewujudkan hal tersebut. Saya juga mengharapkan para petani tetap semangat melakukan usaha tani dengan memproduksi pangan lokal, serta mencintai produk dalam negeri," kata Sarwo Eddy.
Ditambahkan Sarwo Eddy Ditjen PSP sendiri akan melanjutkan program mekanisasi pertanian. Untuk tahun 2019, Kementan akan mengalokasikan alat mesin pertanian (alsintan) sebanyak 40.390 unit
Â
Advertisement