Cabai hingga Baja Impor Bikin Indeks Harga Grosir Merosot 0,34 Persen

Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir turun sebesar 0,34 persen pada Februari 2019.

oleh Athika Rahma diperbarui 01 Mar 2019, 13:30 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2019, 13:30 WIB
Harga-Cabai-dan-Bawang
Pedagang menata cabai untuk di jual di Pasar di Jakarta, Senin (20/2). Kementan tidak akan mengambil langkah untuk mengimpor cabe dan bawang. Walau pun saat ini, harga cabe dan bawang mengalami keniakan. (Liputan6.com/Angga Yunair)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir turun sebesar 0,34 persen pada Februari 2019 dari bulan sebelumnya, dari 166,07 menjadi 165,50.

Penurunan tertinggi terjadi pada sektor pertanian yaitu 2,26 persen, diikuti sektor pertambangan dan penggalian 0,17 persen serta kelompok barang impor nonmigas 0,04 persen.

Sementara sektor industri naik 0,12 persen dan kelompok barang ekspor nonmigas turut naik 0,16 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, ada beberapa komoditas yang alami penurunan harga pada Februari, mulai dari cabai merah hingga baja impor.

"Komoditas yang turun antara lain cabai merah, cabai rawit, tomat, kol, ayam ras, bawang merah, daging ayam serta besi dan baja impor," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2019).

Untuk bahan bangunan atau konstruksi, IHPB bulan ini naik 0,11 persen dari bulan sebelumnya karena ada kenaikan komoditas kloset, wastafel, pasir, tripleks, genteng, keramik lantai dan sejenisnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


BPS: Februari 2019 Tercatat Deflasi 0,08 Persen

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengalami deflasi0,08 persen pada Februari 2019. Ini berbeda dibandingkan Februari 2018 yang mengalami inflasi sebesar 0,17 persen (yoy) dan Januari 2019 sebesar 0,32 persen (mtm).

"Pada Februari 2019, terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Untuk tahun kalender sebesar 0,24 persen, sedangkan tahun ke tahun terjadi inflasi 2,57 persen," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Jakarta, Jumat 1 Maret 2019.

Menurut dia, deflasi pada Februari pernah terjadi pada 2016 lalu. Deflasinya bahkan lebih tingginya yaitu sebesar 0,09 persen.

"Pernah deflasi lebih tinggi dari ini, yaitu di ‎Februari 2016 yang mengalami deflasi 0,09 persen," kata dia.

Yunita menjelaskan, dari 82 kota cakupan perhitungan indeks harga konsumen (IHK), sebanyak 69 kota mengalami deflasi. Sedangkan 13 kota mengalami inflasi.

Deflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,11 persen dan terendah Serang sebesar 0,02 persen. Sedangkan inflasi tertinggi yaitu di Tual sebesar 2,98 persen dan terendah di Kendari sebesar 0,03 persen.

"Deflasi di Merauke ‎lebih disebabkan oleh penurunan harga sayuran, cabai, itu mengalami penurunan harga‎. Inflasi tertinggi di Tual disebabkan karena sayuran khususnya bayam dan ikan segar," tandas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya