Sukseskan Konversi Energi, Pompa Air Petani Bakal Berbahan Bakar Elpiji 3 Kg

Pemerintah akan melegalkan petani menggunakan Elpiji bersubsidi 3 kilogram (Kg)‎ untuk dijadikan bahan bakar pompa air.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Mar 2019, 09:46 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2019, 09:46 WIB
Subsidi Energi
Pekerja mereproduksi tabung gas elpiji 3 kg di Depot LPG Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (29/1). Pemerintah dan Badan Anggaran DPR menyepakati kenaikan anggaran subsidi energi di 2019 dari Rp 156,6 triliun menjadi Rp 160 triliun. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan melegalkan petani menggunakan Elpiji bersubsidi 3 kilogram (Kg)‎ untuk dijadikan bahan bakar pompa air. Untuk melaksanakan hal tersebut, pemerintah akan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan, pemerintah melakukan perluasan program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Elpiji dari sebelumnya pada kapal nelayan kemudian akan diterapkan pada petani.

Menurut Djoko, untuk perluasan konversi BBM ke Elpiji pada petani, masih menunggu penerbitan payung hukum berupa Peraturan Presiden. "Tahun ini dilanjutkan, kalau perpres jadi," kata Djoko, di Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Untuk menjalankan program konversi BBM ke Elpiji pada petani, Kementerian ESDM sudah menyiapkan 1.000 paket. Program konversi tersebut mengubah bahan bakar pompa air dari BBM ke Elpiji.

"Jadi selain kepada nelayan, Kementerian ESDM juga menyasar petani. Kami siapkan untuk petani ada 1.000 paket," tuturnya.

Program konversi BBM ke Elpiji pada kapal nelayan sudah dijalankan sejak 2016 sampai 2018. Dalam program ini,  Kementerian ESDM sudah mengubah bahan bakar kapal nelayan sebanyak 47.554‎ unit, dengan dibagikannya paket perdana alat pengubah bahan bakar atau konverterkit.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pakai Bahan Bakar Elpiji, Nelayan Bisa Lebih Hemat

Subsidi Energi
Pekerja mereproduksi tabung gas elpiji 3 kg di Depot LPG Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (29/1). Pemerintah dan Badan Anggaran DPR menyepakati kenaikan anggaran subsidi energi Rp 4,1 triliun di tahun 2019 menjadi Rp 160 triliun. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Pertamina (Persero) terus mengejar realisasi penyaluran konverter kit dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk nelayan. Selain mampu meningkatkan ekonomi nelayan melalui penghematan biaya melaut, penggunaan Elpiji juga lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar Premium.

Pada acara penyerahan konverter kit kepada 144 nelayan di Manado, Staf Khusus Menteri ESDM Widyo Sunaryo menjelaskan manfaat konversi BBM ke BBG untuk nelayan selain membantu perekonomian nelayan juga mempunyai manfaat lain. Penyerahan konverter kit dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa, Kota Manado. 

"BBG lebih hemat, bersih, mudah digunakan, aman dan ramah lingkungan. Karena gas yang sifatnya tak ada residu sehingga udara lebih bersih. Ini cocok untuk Sulawesi Utara yang berusaha meningkatkan wisata laut," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (10/11/2018).‎‎

Kebutuhan Elpiji 3 kg bagi nelayan di Kota Manado diperkirakan sekitar lebih dari 500 tabung. Sedangkan kebutuhan Elpiji 3 kg bagi nelayan Wajo diperkirakan sekitar 4.656 tabung per bulan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya