70 Persen Kecelakaan di Jalan Tol Libatkan Kendaraan Truk

Tingkat fatalitas kecelakaan yang tinggi diakibatkan oleh rem blong dan lebih dari 75 persen pelanggaran overloading terdapat di jembatan timbang.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2019, 19:40 WIB
Kelaparan, Warga Venezuela Nekat Jarah Truk-Truk Pengangkut Makanan
Angkutan truk. (AP Photo/Fernando Llano)

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menggelar acara Deklarasi Pengemudi Truk Sebagai Pelopor Keselamatan di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta. Ini dilakukan sebagai langkah dan upaya meningkatkan keselamatan dalam berkendara.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Kyatmaja Lookman menyatakan, sebanyak 70 persen kecelakaan di jalan tol melibatkan kendaraan truk. Di mana, tingkat fatalitas kecelakaan yang tinggi diakibatkan oleh rem blong dan lebih dari 75 persen pelanggaran overloading terdapat di jembatan timbang.

"Sehubungan dengan tingginya angka kecelakaan di jalan raya di mana 2 atau 3 orang meninggal per jam atau sekitar 26.000 sampai 29.000 jiwa meninggal per tahun karena kecelakaan lalu lintas di Indonesia, maka ini perlu dilakukan. Untuk itu kami Aptrindoo memandang perlu adanya gerakan yang dapat membangkitkan kesadaran terhadap pentingnya keselamatan dalam berkendara di jalan khususnya pengemudi truk angkutan barang," katanya dalam acara deklarasi di Jakarta, Minggu (17/3/2019).

Dia mengatakan, acara yang mengusung tema 'Keselamatan Adalah Nomor Satu' ini juga bukanlah kali pertamanya digelar. Sebab, pada maret 2017 lalu komitmen keselamatan dalam berkendara ini juga sudah lakukan. "Kami anggap perlu untuk melakukan lagi di Maret 2019 dengan melibatkan stakeholder, pengusaha dan pengemudi," imbuh dia.

Adapun tujuan diadakannya acara ini, adalah guna meningkatkan kualitas pengemudi agar memiliki kompetensi berstandar nasional maupun internasional. Di samping itu juga, dalam upaya meningkatkan keselamatan, ketertiban dan kelancaran angkutan barang dengan kendaraan berstandar internasional, muatan standar, sehingga menghilangkan overdimensi dan overload.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiadi menyambut baik langkah upaya yang dilakukan Aptrindo dalam meminimalisir terjadinya kecelakaan. Sebab dia memandang, banyak kendaraan truk yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas terutama pada truk bermuatan over dimension-over load (ODOL).

"Hari ini saya dengan Aptrindo pusat melaksanakan kegiatan jadi intinya adalah keprihatinan kita banyaknya kendaraan-kendaraan truk yang menjadi korban. Saya bersyukur bahwa Aptrindo mempunyai selain bersama kita untuk semakin mengembalikan truk untuk tidak ODOL maupun semangatnya untuk membangun keselamatan baik kepada operatornya maupun pengemudinya terutama," kata Budi saat ditemui di lokasi acara.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya