Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Citilink, Juliandra Nurtjahjo beberkan Citilink tidak gelontorkan investasi untuk pemasangan teknologi wifi untuk penumpang pesawatnya.
Pemasangan wifi gratis tersebut ditanggung oleh perusahaan teknologi yang bekerjasama dengannya, PT Mahata Aero Teknologi.
Sebaliknya, Citilink menyerahkan haknya sebagai maskapai kepada Mahata untuk memasang teknologi wifi di pesawatnya.
Advertisement
"Kami tidak gelontorkan investasi untuk pemasangan wifi, tapi kita kasih hak kita pada Mahata untuk pasang wifi di pesawat. Dari pemasangan ini jelas kita dapat banyak keuntungan," ungkap Juliandra di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Baca Juga
Keuntungannya, selain turut mendukung pergeseran tujuan Citilink menjadi maskapai digital, tentu bisa meningkatkan load factor rute yang pesawatnya terpasang wifi.
Tercatat terjadi kenaikan load factor sebesar tiga persen, yang awalnya 87,0 persen pada 2018 menjadi 90,7 persen pada 2019 setelah pemasangan wifi. Artinya, dalam tiga bulan periode pemasangan wifi sudah terjadi peningkatan yang cukup baik.
"Jumlah penumpang di golden route meningkat karena ada pemasangan wifi ini. Januari sampai Maret itu low season, biasanya penjualan turun tapi kita justru meningkat," tambah Juliandra.
Saat ini, fasilitas wifi gratis Citilink tersedia di rute Jakarta-Medan, Jakarta-Batam, Jakarta-Balikpapan dan Jakarta-Denpasar. Citilink akan menyasar rute Yogyakarta, Solo, Makasar dan kota lainnya.
Â
Â
Ketepatan Waktu Citilink Indonesia Capai 91,7 Persen pada Awal 2019
Sebelumnya, maskapai berbiaya hemat (low cost carriers - LCC) Citilink Indonesia berhasil mencatatkan hasil kinerja positif sepanjang tahun 2018 dan di dua bulan awal 2019 dengan rata-rata tingkat keterisian penumpang (Seat Load Factor – SLF) pada setiap penerbangan lebih dari 80 persen.
“Citilink mencapai kinerja yang positif selama tahun 2018, sehingga Citilink Indonesia optimis untuk mencatatkan hasil positif di kuartal pertama ini yang umumnya merupakan kuartal lemah," kata Direktur Utama Citilink Indonesia - Juliandra Nurtjahjo, Selasa 5 Maret 2019.
Citilink Indonesia telah menerbangkan 15 juta penumpang selama tahun 2018 atau naik 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 12,3 juta penumpang.
"Citilink Indonesia juga optimistis untuk dapat mencapai target mengangkut 18 juta penumpang hingga akhir tahun 2019," tambah Juliandra.
Citilink Indonesia juga berhasil meningkatkan pertumbuhan volume produksinya sebesar 17 persen pada tahun 2018 jika dibandingkan tahun 2017. Sedangkan untuk market share di banding maskapai domestik Citilink Indonesia mencatatkan market share tertinggi kedua di kelas LCC yaitu sebesar 14,29 persen pada tahun 2018. Jumlah ini meningkat dari tahun 2017 sebesar 12,62 persen.
Menurut data dari Center for Aviation (CAPA), Citilink Indonesia merupakan maskapai LCC terbesar kedua di Indonesia dengan kekuatan armada sebanyak 61 pesawat. Sedangkan untuk tingkat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance - OTP) Citilink Indonesia untuk Januari - Februari 2019 tercatat sebesar 91,7 persen.
Citilink Indonesia juga menjadi satu-satunya maskapai LCC di Indonesia yang berhasil memperoleh sertifikasi bintang 4 oleh Skytrax, lembaga pemeringkat industri aviasi internasional terkemuka. Sertifikasi bintang 4 adalah sertifikasi tertinggi untuk saat ini bagi LCC. Hanya 4 LCC di seluruh dunia yang berhasil memperoleh sertifikasi bintang 4 ini.
Selain Citilink, di Asia ada satu maskapai LCC China yang mempunyai sertifikasi ini. Dua lainnya adalah maskapai LCC kelas dunia, Norwegian dan Easyjet dari Inggris.
Juliandra menjelaskan bahwa pada tahun 2019 Citilink telah dan terus membuka berbagai rute baru di internasional lainnya di Asia maupun domestik khususnya di secondary cities serta menambah frekuensi di rute-rute yang potensial untuk mengakomodir kebutuhan dan harapan pelanggan yang ingin bepergian dengan lebih nyaman, juga cepat dan efisien.
Citilink Indonesia menargetkan total jumlah armada menjadi sebanyak 70 pesawat pada tahun 2019 yang terdiri dari pesawat Airbus A320, ATR 72-600 dan beberapa pesawat berbadan lebar.
"Sebagai bagian dari Garuda Indonesia Group, Citilink Indonesia optimis mampu berkembang lebih baik lagi dengan dukungan kuat sisi manajemen Garuda Indonesia sebagai induk perusahaan dan dukungan maintenance kelas dunia GMF AeroAsia," Juliandra menambahkan.
Terkait dengan rencana kerjasama strategis, Juliandra menegaskan bahwa belum ada arahan dari pemegang saham Citilink, baik Garuda Indonesia maupun Kementerian BUMN untuk menggandeng partner strategis dalam pengembangan usaha untuk rencana jangka panjangnya
Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement