Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Sandiaga Uno dalam debat pamungkas kelima langsung membuka topik pembicaraan dengan menyampaikan visi misi jika menang nanti.
Dia pun menjanjikan jika saat memimpin bersama Prabowo akan membuka banyak lapangan kerja dan menjaga harga bahan pokok.
"Dengan program kami yang membuka lapangan kerja dan menjaga harga bahan pokok kita yakin bisa menang," kata Sandiaga di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dijelaskannya, dari hasil kunjungan ke 1.500 titik Indonesia, banyak ibu-ibu rumah tangga yang mengeluhkan tingginya sejumlah harga bahan pokok.
Bahkan Sandi menyebutkan salah satu nama ibu-ibu rumah tangga yang pernah berbincang dengannya, yakni Nurjanah.
"Kami melihat dan mendengar langsung dari masyarakat bahwa kita perlu kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas," tegasnya.
"Sekarang kami sebut pertumbuhan ekonomi jebakan 5 persen dikeluhkan ibu Nurjanah, ibu itu katakan sekarang pembeli yang datang ke tokonya sepi," tambah Sandiaga.
Sandiaga Uno Tuding Lapangan Kerja Tak Tercipta di Era Jokowi, Faktanya?
Calon wakil presiden Sandiaga Uno menuding bahwa tidak ada lapangan kerja yang tercipta di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ini ia ungkapkan pada pernyataan pembukanya di debat pilpres 2019 yang terakhir.
"Lapangan pekerjaan belum terciptakan. Pertumbuhan 5 persen yang sekarang kita sebut jebakan 5 persen," ujar Sandiaga di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2019).
Baca Juga
Faktanya justru sangat berbeda dari klaim Sandiaga. Pasalnya, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sudah menciptakan 10 juta lapangan kerja.
"Penciptaan lapangan kerja dalam empat tahun terakhir sudah lebih dari 10 juta," ujar Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri pada Rabu 10 April 2019.
Pencapaian 10 juta lapangan kerja itu juga baru terjadi. Terhitung pada akhir 2018 lalu, pemerintah berhasil menciptakan 8,7 lapangan kerja. Hal itu pun menandakan terpenuhinya janji Joko Widodo pada kampanye tahun 2014.
Alhasil, menurut BPS penganguran turun menjadi 5,34 pesen saja. Angka itu juga termasuk terendah dalam kurun waktu 1998-2018.
Advertisement