Liputan6.com, Jakarta BNI Syariah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) pemilik produk LinkAja.
MoU ini terkait dengan pengembangan sistem pembayaran digital yang dikelola secara syariah yaitu LinkAja Syariah sebagai platform pembayaran digital syariah dan uang elektronik bersama empat 4 (empat) bank syariah milik BUMN termasuk BNI Syariah.
Advertisement
Baca Juga
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan, MoU dapat mendukung langkah pengembangan dan percepatan ekonomi berbasis syariah di Indonesia.
“Diharapkan platform pembayaran digital berbasis syariah ini dapat melengkapi kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi digital secara syariah,” tuturnya di Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Platform pembayaran digital berbasis syariah yang dibuat akan mengadopsi platform pembayaran digital LinkAja. Saat ini LinkAja yang dikembangkan oleh PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) telah beroperasi dan telah digunakan lebih dari 25 juta pengguna dan 131 ribu merchant partner.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Percepat Penyedia Layanan Keuangan Syariah
Adapun dengan kehadiran platform digital berbasis Syariah ini diharapkan dapat membantu percepatan penetrasi penyediaan layanan berbasis digital kepada masyarakat sehingga bisa meningkatkan pangsa pasar Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia.
Dengan metodologi ini diharapkan fitur pada aplikasi digital bisa memenuhi kebutuhan gaya hidup nasabah dalam bertransaksi dan menjalankan ibadah setiap hari. Untuk pengembangan digital di tahun 2019, BNI Syariah menganggarkan dana sekitar Rp 68 miliar.
Selain itu, LinkAja Syariah diharapkan bisa terhubung dengan sistem perdagangan e-commerce, produk keuangan syariah, pariwisata halal serta juga melayani transaksi dana sosial keagamaan, seperti infak, zakat dan wakaf dengan masjid-masjid dan lembaga zakat di seluruh Indonesia.
Advertisement
Menteri Rini: Seremonial Peluncuran LinkAja Bakal Digelar 5 Mei
Peluncuran layanan dompet digital hasil karya BUMN bernama LinkAja hingga kini masih terus tertunda.
Setelah sempat direncanakan rilis pada 13 April dan mengalami kemunduran menjadi 21 April, seremonial peluncurannya dikabarkan bakal digelar pada 5 Mei 2019 nanti.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno mengatakan, penundaan rilis LinkAja ini terjadi lantaran banyak isu-isu tak sedap yang mengaitkannya dengan masalah perpolitikan pada bulan pemilu ini.
"Kita memang tadinya mau full launching tanggal 13 (April), tapi mundur kemarin. Sampai akhirnya sebetulnya sudah mau launch tanggal 21 (April), tapi masalahnya karena enggak boleh ramai-ramai jadinya full," ungkapnya di Purwakarta, Jumat (26/4/2019).
Adapun uji coba pemakaian LinkAja dari sebelumnya merupakan sebuah aplikasi mobile money T-Cash telah dimulai sejak 22 Februari 2019 lalu. Rini menyampaikan, LinkAja saat ini telah bertransformasi dari sebuah dompet digital menjadi bentuk link.
"Dulu waktu soft launching masih seperti wallet biasa, jadi harus transfer buat memasukan uang ke situ. Sekarang sudah di link. Kalau pemakai link punya akun rekening di BTN, Mandiri, BNI, BRI, itu langsung tersambung," urainya.
Rencananya, peluncuran LinkAja dirayakan sehari jelang hari pertama Ramadhan, yakni pada Jumat malam, 5 April 2019. Seremonial ini sengaja dipercepat dari rencana awal pada 22 Mei mendatang.
"Jadi rencananya itu bakal dilakukan waktu Taraweh bersama tanggal 5 Mei di Kementerian BUMN. (Kenapa dipercepat dari 22 Mei?) Iya, soalnya sekarang kita harus nunggu 22 Mei, sedangkan 22 Mei itu puasa. Kita launching full saat itu," tandasnya.