Kementerian PUPR Baru Serap 26 Persen Anggaran di Semester I 2019

Penyerapan tersebut masih berada di bawah rata-rata penyerapan anggaran kementerian/lembaga secara nasional yang sekitar 40 persen.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 09 Jul 2019, 20:40 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2019, 20:40 WIB
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menggelar konferensi pers di Jakarta, Selasa (4/12). Dalam kesempatan itu, Menteri Basuki menyesalkan peristiwa penembakan terhadap 31 pekerja proyek Istaka Karya yang tengah membangun Trans Papua (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaporkan, penyerapan anggaran institusi pada semester I 2019 masih tergolong rendah, yakni sebesar 26,18 persen.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, pencapaian tersebut masih berada di bawah rata-rata penyerapan anggaran kementerian/lembaga secara nasional yang sekitar 40 persen.

"Ini sesuai dengan yang dilaporkan bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati), Kementerian PUPR berada di bawah rata-rata nasional. Nasional kalau keuangan secara rata-rata sekitar 40 persen," ujar dia di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (9/7/2019).

 

Menurut catatan Kementerian PUPR per 8 Juli 2019, realisasi penyerapan keuangan untuk Tahun Anggaran 2019 baru mencapai Rp 30,84 triliun dari total pagu anggaran yang sebesar Rp 117,817 triliun. Begitu juga dengan realisasi fisik, yang sebesar 27,36 persen.

Adapun penyerapan terbesar dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian PUPR, yakni 43,65 persen atau sekitar Rp 174,158 miliar dari total alokasi pagu Rp 398,969 miliar.

Sementara penyerapan terendah dicatat oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, yakni hanya 10,86 persen atau Rp 2,515 triliun dari total alokasi pagu yang sebesar Rp 23,163 triliun.

Lebih lanjut, Menteri Basuki mengutarakan, rendahnya tingkat penyerapan anggaran Kementerian PUPR pada 6 bulan pertama tahun ini disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari rotasi pejabat di tubuh kementerian hingga penghentian pengerjaan proyek pada saat hari raya besar seperti Lebaran Idul Fitri kemarin.

"Kami bukan mau beralasan. Tapi karena ada reorganisasi, ada pemilu, ada hari raya yang harus berhenti bekerja. Mudah-mudahan dengan evaluasi sekarang ini, diagnosisnya kan 92,75 persen. Kalau diagnosisnya nasional, akhir tahun 95 persen. Saya kira Insya Allah masih oke," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menteri PUPR Keluhkan Lambannya Pekerjaan Kontraktor China di Tol Cisumdawu

Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 60,47 kilometer (km). Dok Kementerian PUPR
Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 60,47 kilometer (km). Dok Kementerian PUPR

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengutarakan, rasa jengkel terhadap lambatnya pengerjaan proyek Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Tol Cisumdawu) yang turut melibatkan kontraktor China lantaran masalah pembebasan lahan.

"Kita dengan China kadang-kadang harus keras. Pengawasannya harus keras karena mereka bisnis juga," ujar dia saat meninjau proyek Tol Cisumdawu di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (2/7/2019).

Pengerjaan Tol Cisumdawu memang melibatkan tiga kontraktor asal Negeri Tiongkok atau China. Antara lain Metallurgy Corporation of China (MCC), China Road and Bridge Corporation (CRBC), dan Shanghai Construction Group (SCG).

Dari enam seksi proyek, kontraktor China mendapat jatah untuk mengerjakan Seksi 1 dan Seksi 2, yang secara dana juga turut memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara untuk Seksi 3, 4, 5, dan 6 dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dalam negeri.

Berdasarkan data Kementerian PUPR, kemajuan pembebasan lahan Seksi 1 Cileunyi-Rancakalong sepanjang 12,02 km mencapai 68,53 persen dengan tahap konstruksi sebesar 32,1 persen.

Sedangkan kendala pembebasan lahan sudah hampir rampung di Seksi 2, yang hanya fase II Ciherang-Sumedang telah mencapai 92,2 persen dengan konstruksi 69,14 persen.

Selain Tol Cisumdawu, dua proyek tol ranah Kementerian PUPR lain yang turut ditangani oleh China yakni Tol Solo-Ngawi-Kertosono dan Tol Manado-Bitung.

Meski masalah pembebasan lahan di Tol Cisamdawu belum 100 persen selesai, Basuki tetap terus mendorong agar pembangunan proyek bisa rampung pada 2020.

"Insya Allah clear. Ini saya hanya mendorong saja supaya mem-back up teman-teman. Karena ada tugas APBN yang dengan loan China, ada tugas BUJT yang CMNP (PT Citra Marga Nusaphala Persada) dengan tol PT Citra Karya Jabar Tol," tandasnya.

Sambungkan Tol Cisumdawu dengan Kertajati, Menteri PUPR Minta Bantuan Pemda

Proyek Terowongan Tol Cisumdawu (Dok Foto: Maulandy Rizky Bayu Kencana/Liputan6.com)
Proyek Terowongan Tol Cisumdawu (Dok Foto: Maulandy Rizky Bayu Kencana/Liputan6.com)

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan, konstruksi Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) bisa dipercepat dan rampung pada 2020.

Proyek tol sepanjang 60 km ini diproyeksikan akan membuka akses menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

Demi memuluskan tujuan tersebut, Menteri Basuki mengaku telah meminta bantuan Pemerintah Daerah (Pemda), dalam hal ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk membangun tol penyambung sepanjang 4 km antara Tol Cisumdawu dan Bandara Kertajati.

"Ini (Tol Cisumdawu) kan nanti sampai Tol Cipali, dari Cipali ke BIJB itu 4 km. Tadi saya sudah telpon pak Gubernur (Jawa Barat, Ridwan Kamil)," ujar dia dalam kunjungannya ke proyek Tol Cisumdawu di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa, 2 Juli 2019.

Untuk masalah pembebasan lahan, ia mengatakan, Pemprov Jawa Barat telah diberi anggaran khusus untuk itu di 2019, sehingga tak perlu mencomotnya dari APBN.

"Jadi tidak perlu diambil alih oleh APBN ya. Saya minta 2019 ini bebas 4 km. Jadi 2020 pasti bisa selesai," pinta Basuki.

Menteri PUPR Tinjau Pengerjaan Tol Cisumdawu

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengisi waktu kerjanya dengan meninjau proyek Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Selasa (2/7/2019).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengisi waktu kerjanya dengan meninjau proyek Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Selasa (2/7/2019).

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengisi waktu kerjanya dengan meninjau proyek Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Selasa, 2 Juli 2019.

Proyek tol sepanjang 60 km ini akan membuka akses menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

Jalan Tol Cisumdawu sendiri terbagi enam seksi. Seksi 1 dan 2 mulai dari Cileunyi hingga Sumedang dikerjakan oleh Kementerian PUPR sebagai bagian dari Viability Gap Fund (VGF) guna menaikkan kelayakan investasi tol tersebut.

Sementara Seksi 3 hingga Seksi 6 sepanjang 33,22 km dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT Citra Karya Jabar Tol dengan nilai investasi Rp 8,41 Triliun.

Dalam rombongan pengecekan, turut hadir pula Direktur Jenderal Bina Marga Sugiyartanto serta Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit. Lokasi pertama yang ditinjau yakni proyek Tol Cisumdawu Fase III di Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Setibanya di tempat pada pukul 11.20 WIB, Menteri Basuki dan rombongan segera mengecek proses pembangunan dan bertutur sapa dengan petugas proyek. Selanjutnya, rombongan akan menyusuri Seksi 1 sampai dengan Seksi 2 proyek tol.

Adapun sebelumnya, Menteri Basuki sempat memproyeksikan, pengerjaan Tol Cisumdawu secara keseluruhan paling cepat bakal rampung paling cepat pada akhir tahun ini.

"Kira-kira 2019 akhir mungkin, kalau enggak 2020. Tapi paling cepat akhir 2019," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya