PLTA Rajamandala Beroperasi, Listrik Jawa-Bali Bertambah 47 MW

Pembangunan PLTA ini membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun sejak 2012.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Jul 2019, 16:52 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2019, 16:52 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala berkapasitas 47 MW (Megawatt) yang telah resmi beroperasi, Jumat (12/7/2019).
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala berkapasitas 47 MW (Megawatt) yang telah resmi beroperasi, Jumat (12/7/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Pasokan listrik sistem Jawa Bali bertambah 47 Mega Watt (MW) yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala. Pembangkit tersebut telah resmi beroperasi pada Jumat (12/7/2019).

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harris mengatakan, beroperasinya PLTA Rajamandala yang terletak di Cianjur Jawa Barat ini, menambah kapasitas pasokan listrik yang berasal dari PLTA di Indonesia dengan total sebesar 6.256 MW.

"Kehadiran Rajamandala menambah kapasitas Hydro Power menjadi 6.256 MW secara Nasional," kata Harus, saat meresmikan pengoperasian PLTA Rajamandala, di lokasi PLTA Cianjur, Jawa Barat, Jumat (12/7/2019).

Plt. Direktur Utama Indonesia Power M Ahsin Sidqi mengungkapkan, PLTA Rajamandala 47 MW merupakan program pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), sesuai dengan Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2019-2028, beroperasi sejak Mei 2019. Dengan total nilai investasi sebesar US$ 150 juta.

PLTA Rajamandala akan memperkuat sistem interkoneksi kelistrikan Jawa - Bali melalui transmisi 150 kV (kilo Volt) Cianjur-Cigereleng sekaligus sebagai backup system kelistrikan khususnya di wilayah Kabupaten Bandung.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

7 Tahun

Mengunjungi PLTA Bengkok, Pembangkit Tertua RI Warisan
Aktivitas pekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bengkok, Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/10). PLTA Bengkok kini ditetapkan sebagai cagar warisan budaya oleh Pemda Jawa Barat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pembangunan PLTA ini membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun sejak 2012, melalui kerjasama antara anak Perusahaan PLN yaitu Indonesia Power (IP) dengan Kansai Electric Power Corp Japan (KEPCO), menjadi PT Rajamandala Electric Power.

PLTA Rajamandala menjadi PLTA yang menggunakan Penstock terbesar di Indonesia dan Spiral Case berbahan beton pertama di Indonesia, selain itu juga merupakan PLTA dengan waterway sistem labirin pertama di Indonesia dengan diameter terowongan terbesar di Indonesia.

“PLN dan Indonesia Power sangat welcome dan komit dengan penggunaan EBT dan pengembangan komunitas, maka kami yakin jika Indonesia Power akan menjadi leading dalam bidang Renewable Energy” tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya