Pegawai Disneyland Cari Makan di Tong Sampah?

Abigail Disney, cucu pendiri Disney, berkata kondisi pegawai Disney sangat sengsara.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 21 Jul 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2019, 12:00 WIB
Ilustrasi Disneyland
Ilustrasi Disneyland. Sumber foto: unsplash.com/Jacob Dyer.

Liputan6.com, Burbank - Abigail Disney (59) yang merupakan keturunan pendiri Disney melakukan pemantauan ke Disneyland demi melihat langsung nasib pegawai di sana. Ia adalah cucu dari Roy Disney yang mendirikan Disney bersama Walt Disney.

Dilansir dari Fox Business, Abigail mengaku marah melihat kondisi dan nasib pegawai Disneyland. Mereka bahkan kesulitan untuk menampilkan wajah sukacita karena pusing memikirkan makanan.

"Setiap pegawai yang saya ajak bicara berkata, 'Saya tidak tahu bagaimana tetap menampilkan wajah sukacita dan kehangatan ketika saya harus pulang ke rumah dan mencari makanan di tong sampah orang lain'," ujar Abigail kepada Yahoo! News seraya menirukan curhatan pegawai. 

Kondisi pegawai di Disneyland menurut Abigail tidaklah sesuai dengan visi kakeknya, Walt Disney. Bagi Walt Disney, para pegawai di level bawah tetap harus dihormati.

"Kakek saya mengajarkan untuk menghormati orang-orang yang memeriksa tiket Anda, yang menuangkan soda Anda, orang-orang tersebut adalah bagian penting resep kesuksesan," ujar Abigail.

Abigail Disney sendiri tidak memiliki jabatan di dalam perusahaan Disney. CEO saat ini adalah Bob Iger yang kemudian ia kritik atas nasib para pegawai Disney.

"Bob harus memahami ia adalah pegawai, sama seperti pegawai yang membersihkan permen karet di tepi jalan, dan para pegawai itu berhak mendapat martabat dan hak asasi manusia seperti dirinya," ujar Abigail Disney.

Pihak Disneyland pun membantah keras omongan Abigail. Pihak perusahaan menilai Abigail sedang melakukan stunt semata. Berikut klarifikasinya:

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Disney Sebut Abigail Berlebihan

Mau Bertemu Moana di Musim Panas Ini? Simak Tipsnya
Hong Kong Disneyland baru saja meluncurkan tema terbaru, memungkinkan Anda bertemu dengan lebih banyak karakter, seperti Moana. Penasaran? Sumber foto: Hong Kong Disneyland.

Juru bicara Disney justru lantang membantah apa yang dikatakan Abigail. Gambaran yang diberikan Abigail dinilai terlalu berlebihan.

"Kami pada umumnya menghindari untuk berkomentar pada laporan tak berdasar seperti ini, tetapi satu ini terutama berlebihan dan kami tak bisa biarkan. Kami sangat tak setuju pada karakterisasi pegawai kami dan pengalman mereka di Disney," ujar juru bicara Disney.

Lebih lanjut, pihak perusahaan menanggap aksi Abigail hanya stunt semata. Hal yang Abigail gambarkan juga dianggap menghina ribuan pegawai Disney.

Perihal kesejahteraan pegawai, Disney menyebut punya beragam benefit untuk 200 ribu pegawai mereka. Gaji pegawai Disneyland di Florida dan California juga melewati gaji minimum, yakni USD 19,5 per jam.

"Kami menyediakan banyak benefit dan inisiatif untuk meningkatkan hidup pegawai kami baik saat bekerja maupun di luar bekerja; mulai dari subsidi perawatan anak hingga kebijakan cuti yang dermawan, mulai dari akses mudah ke obat-obatan dan klinik hingga gelar kuliah gratis, dan program pelatihan vokasi untuk pegawai yang dibayar perjam," pungkas pihak Disney.

Abigail Pernah Meminta Eksekutif Menyisihkan Gaji untuk Karyawan

Abigail Disney
Abigail Disney

Abigail sang pewaris Disney juga meminta Disney untuk memberikan tambahan gaji bagi karyawan yang memiliki gaji terendah.

Tepat sehari setelah, ia mengatakan gaji Bos Iger tidak masuk akal, cucu dari pendiri Disney ini berpendapat bahwa ketimpangan upah di Disneyland begitu tidak manusiawi.

Dikutip dari laman CNN, Abigail mengusulkan agar perusahaan menyisihkan setengah dari bonus yang diperoleh para eksekutif dan mendistribusikannya ke 10 persen dari 200.000 karyawan Disney.

Menurut pengajuan peraturan, enam eksekutif top Disney termasuk CEO Bob Iger telah menerima saham dan opsi senilai USD 62 juta serta beberapa insentif tambahan yang berpotensi capai jutaan dolar pada tahun lalu ini juga berkat dari para pegawainya yang mendapatkan gaji rendah.

"Para eksekutif tidak akan berubah kualitas hidupnya hanya karena memberikan setengah dari bonusnya," ujarnya.

Abigail berpendapat uang tersebut dapat membantu mereka keluar dari jerat hutang dan bahkan untuk membiayai pendidikan anak-anak para pegawai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya