Lewat Aplikasi Mobile, Buka Rekening BRI Cuma 5 Menit

Aaat ini BRI tengah menyiapkan platform pembukaan rekening berbasis mobile apps yang melekat di Agen BRILink.

oleh Arthur Gideon diperbarui 26 Jul 2019, 19:12 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2019, 19:12 WIB
BRI menyiapkan platform pembukaan rekening berbasis mobile apps.
BRI menyiapkan platform pembukaan rekening berbasis mobile apps.

 

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) tengah menyiapkan formula dan strategi baru untuk melakukan penetrasi percepatan pencapaian target keuangan inklusif. Strategi tersebut melalui skema bisnis baru pembukaan rekning di Agen BRILink.

Kedepannya masyarakat unbanked atau yang belum memiliki rekening simpanan tidak lagi perlu lagi ke kantor bank untuk membuka rekening. Mereka cukup menuju Agen BRILink terdekat untuk melakukan proses pembukaan rekening.

Direktur Jaringan dan Layanan Bank BRI Osbal Saragi menjelaskan, saat ini BRI tengah menyiapkan platform pembukaan rekening berbasis mobile apps yang melekat di Agen BRILink.

Dengan ini akan menjadikan Agen BRILink sebagai kepanjangan tangan dari petugas Customer Service yang selama ini bertugas melayani pembukaan rekening di Unit Kerja BRI.

“Melalui platform ini juga memudahkan masyarakat untuk membuka rekening hanya dengan membawa fisik KTP berbasis NIK dan memiliki Nomor Telepon Seluler aktif,” jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (26/7/2019).

Plaftform tersebut diperkenalkan pada acara Sinergi Program Keuangan Inklusif yang diselenggarakan oleh BRI bersama Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) di Kota Pangkal Pinang.

Dengan Plaftform ini pembukaan rekening hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari lima menit, serta dapat dilayani kapan pun dan dimanapun tanpa terpaku pada jam operasional Unit Kerja BRI.

Strategi lain yang dilakukan BRI untuk menggaet calon nasabah unbanked adalah dengan memaksimalkan produk tabungan Basic Saving Account (BSA) yang memiliki karakteristik dasar yang jauh berbeda dengan Produk Tabungan Konvensional lainnya.

Diantaranya tanpa adanya kewajiban setoran minimum, tanpa adanya biaya administrasi serta memilii biaya transaksi yang jauh lebih rendah. Sehingga diharapkan dengan adanya kolaborasi antara pendeketan Digital melalui platform pembukaan rekening dan Tabungan Basic Saving Account dapat meningkatkan minat masyarakat unbanked untuk membuka rekening perbankan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kapitalisasi Pasar BRI Sentuh Rp 551 Triliun

Bank Indonesia Nobatkan BRI  Sebagai Bank Pendukung UMKM Terbaik
Ilustrasi pelayanan Bank Rakyat Indonesia.

Kinerja saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. pada perdagangan Rabu (10/07) ditutup naik 60 poin atau 1,36% di angka Rp 4.470 per lembar saham. Pencapaian ini menciptakan rekor baru all time high, dimana rekor tertinggi sebelumnya tercatat Rp.4.460 per lembar saham pada medio April 2019.

Kenaikan tersebut sejalan dengan aksi beli investor asing (net buy) dengan nilai Rp.89,71 Miliar di pasar regular dan Rp.14,8 Miliar di pasar negosiasi dan tunai. Saat ini tercatat kapitalisasi pasar BBRI mencapai Rp.551,36 Triliun, menempatkan Bank BRI sebagai bank dengan kapitalisasi pasar terbesar ketiga di Asia Tenggara.

“Beberapa sentimen positif yang mendorong investor terus memburu saham BBRI diantaranya potensi pertumbuhan bisnis BRI yang ditopang di segmen mikro, perkembangan inovasi digital banking BRI serta dampak relaksasi Giro Wajib Minimum (GWM) sehingga menambah likuiditas perseroan,” ujar Corporate Secretary Bank BRI Bambang Tribaroto.

Perseroan melakukan initial public offering pada tahun 2003 dengan harga Rp.875 per lembar saham. Pada tahun 2011 Bank BRI melakukan stock split dengan rasio 1:2, dan di tahun 2017 perseroan kembali melakukan stock split dengan rasio 1:5.Hingga akhir triwulan I 2019, perseroan mampu mencatatkan kinerja positif yang berkelanjutan.

Laba Bank BRI tercatat Rp.8,2 Triliun atau tumbuh 10,42 yoy dengan aset mencapai Rp.1.279,86 Triliun. Sementara itu untuk dana pihak ketiga, tercatat Rp.936,03 triliun tumbuh 13,18% dibandingkan kuartal I 2018 Rp.827,06 triliun. Penyaluran kredit tercatat Rp.855,46 Triliun atau tumbuh 12,9% yoy dengan NPL gross 2,41%.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya