Sempat Alami Tekanan, Harga Emas Kembali Naik 0,29 Persen

Jika dihitung dalam sepekan, harga emas masih dalam jalur penurunan pertama dalam tiga pekan yang didorong oleh penguatan nilai tukar dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Jul 2019, 06:40 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2019, 06:40 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta), setelah pada sesi sebelumnya sempat merosot 1 persen. Harga emas tertekan di sesi perdagangan sebelumnya karena angka pertumbuhan ekonomi AS lebih baik jika dibandingkan perkiraan analis.

Mengutip CNBC, Sabtu (27/7/2019), harga emas di pasar spot naik 0,29 persen menjadi USD 1.418,21 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,28 persen menjadi USD 1.418,7 per ounce.

Jika dihitung dalam sepekan, harga emas masih dalam jalur penurunan pertama dalam tiga pekan yang didorong oleh penguatan nilai tukar dolar AS. Pada hari sebelumnya atau pada kamis, Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi menurunkan ekspektasi pemotongan suku bunga sehingga menekan harga emas.

Draghi mengatakan bahwa Bank Sentral Eropa tidak akan menarik pelatuk terlalu cepat langkah pelonggaran kebijakan moneter. Meskipun ia juga berjanji untuk melonggarkan pengaturan moneter lebih lanjut karena prospek pertumbuhan memburuk.

"Harga emas berkonsolidasi dalam kisaran luas dari USD 1.400 per ounce ke USD 1.440 per ounce," kata Jigar Trivedi, analis komoditas dari Anand Rathi Shares & Stock Brokers yang berbasis di Mumbai.

Saat ini, investor mengharapkan The Fed AS akan menurunkan suku bunga sebesar 0,25 basis poin pada pertemuan kebijakannya yang pada 31 Juli.

"Pelaku pasar sekarang lebih memusatkan perhatian pada pertemuan Fed minggu depan. Jika Ketua the Fed Jerome Powell menunjukkan bahwa siklus penurunan suku bunga sudah dekat, dolar AS kemungkinan akan terdepresiasi, yang pada gilirannya akan menguntungkan emas," tulis Commerzbank dalam sebuah catatan.

Sedangkan mengenai perang dagang, ketidakpastian apakah Washington dan Beijing akan dapat menyelesaikan perbedaan mereka membuat banyak investor tetap waspada. Negosiator dari kedua belah pihak akan bertemu di Shanghai minggu depan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Perdagangan Sebelumnya

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Pada perdagangan sehari sebelumnya, harga emas menunjukkan pelemahan akibat data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan. Dengan demikian, investor kembali menunggu pertemuan The Fed minggu depan.

Dikutip dari laman CNBC, Jumat (26/7/2019), harga spot emas turun 0,72 persen menjadi USD 1.415 per ounce. Sedangkan harga emas berjangna AS turun 0,55 persen menjadi USD 1.415,6 per ounce.

Sebelumnya, harga sempat naik sebanyak 0,5 persen menjadi USD 1.433.46. Ini menjadi harga tertinggi selama satu minggu, setelah ECB mempertahankana suku bunga acuannya. Kepala bank sentral Eropa juga menyatakan tidak akan membuat kebijakan signifikan tentang moneter di akhir masa jabatannya.

"Harga emas turun dampak berita positif dari AS dengan fakta bahwa kita akan memasuki pertemuan Fed minggu depan," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures. 

Angka klaim pengangguran mingguan AS turun ke level terendah sejak tiga bulan. Hal ini menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja. Sementara angka pesanan baru tentang barang modal di AS melonjak 1,9 persen pada Juni.

"Namun, dua angka ini akan berlalu begitu saja, hari terus berjalan dan para pedagang akan kembali fokus pada Fed minggu depan. Orang-orang ingin menunggu hasil pertemuan,” kata Haberkorn.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya