Tingkatkan Bisnis, Indra Karya Gandeng 2 BUMN

PT Indra Karya (Persero) bersinergi dengan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan Perum Jasa Tirta 2

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Agu 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2019, 13:00 WIB
MoU Indra Karya, ASDP Indonesia Ferry dan Perum Jasa Tirta 2
MoU Indra Karya, ASDP Indonesia Ferry dan Perum Jasa Tirta 2 (dok: Indra Karya)

 

Liputan6.com, Jakarta PT Indra Karya (Persero) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konsultan karya yang bergerak di sektor pengelolaan sumber daya air bersinergi dengan dua BUMN yakni PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan Perum Jasa Tirta 2.

Sinergi ketiga BUMN ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang ditandatangani pada hari ini, Senin pagi (5/8) di Cafe Synergi Lounge, Gedung Kementerian BUMN oleh Direktur Utama Indra Karya (Persero) Milfan Rantawi, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi, Direktur Utama Perum Jasa Tirta 2 U. Saefudin Noer. Acara ini disaksikan oleh Deputi Jasa Keuangan, Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Tri Hargo.

"Penandatanganan nota kesepahaman ini membuka inisiasi kerjasama strategis terkait dengan pengelolaan air bersih, engineering, dan jasa konsultan lainnya yang cukup bagus untuk dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan akan layanan prima di masing-masing BUMN," tutur Gatot dalam keterangannya, Senin (5/8/2019).

Sementara itu, Milfan Rantawi menuturkan, kerjasama ini merupakan awal untuk Indra Karya dapat memulai kerjasama strategis dalam semangat sinergi BUMN.

Adapun beberapa pekerjaan yang akan Indra Karya kerjakan pada tahun ini bersama dengan ASDP lebih kepada pemenuhan penyediaan air bersih di seluruh lingkungan pelabuhan di wilayah kerja ASDP dan beberapa pekerjaan konsultan turunan lainnya.

"Untuk Jasa Tirta 2, ini merupakan penandatanganan nota kesepahaman yang akan dilanjutkan dengan kerjasama pada tahun ini juga terkait dengan beberapa pekerjaan di lingkungan Jasa Tirta 2 seperti konsultan bidang perencana dan pengawasan konstruksi Sumber Daya Air, sertifikasi, modernisasi PLTA, dan kerjasama terkait optimalisasi sinergi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Keuntungan ASDP Indonesia Ferry

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengoperasikan KMP Ihan Batak di lintasan Ajibata-Ambarita pada Kamis 27 Desember 2018. (Dok ASDP Indonesia Ferry)
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengoperasikan KMP Ihan Batak di lintasan Ajibata-Ambarita pada Kamis 27 Desember 2018. (Dok ASDP Indonesia Ferry)

Pada kesempatan yang sama, Ira Puspadewi menambahkan sinergi ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja bisnis kedua belah pihak. Khususnya bagi ASDP dalam hal penyediaan air bersih demi terwujudnya layanan prima bagi pengguna jasa penyeberangan dan pelabuhan yang dikelola.

"Sinergi ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi bisnis masing-masing perseroan yang dilakukan dengan prinsip saling menguntungkan kedua belah pihak sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ujarnya.

Sedangkan U Saefudin Noer selaku Direktur Utama Perum Jasa Tirta 2 menyampaikan, sinergi BUMN merupakan strategi yang sangat baik untuk penguatan korporasi BUMN. Hari ini Jasa Tirta 2 menandatangani Memorandum of Collaboration dengan Indra Karya, tidak menutup kemungkinan kedepan bersama dengan ASDP juga melaksanakan kerja sama.

"Jasa Tirta 2 saat ini dalam proses transformasi perusahaan sehingga kedepan akan semakin banyak berkolaborasi dengan berbagai pihak dan khususnya sinergi BUMN," pungkasnya.

Genjot Investasi, BUMN Perlu Jaga Kepercayaan Penanam Modal

20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diminta untuk menjaga kepercayaan para penanam modal atau investor sebagai mitra kerjanya. Hal ini agar investor, baik asing maupun lokal, tidak ragu untuk menanamkan investasi di Indonesia dan beralih ke negara lain.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, salah satu masalah yang sering terjadi antara BUMN dan pihak swasta yang menjadi mitranya yaitu soal kontrak yang telah disepakati. Kontrak kerja sama tersebut seharusnya menjadi acuan dalam pelaksanaan kerja sama bisnis dan tidak boleh tiba-tiba berubah di tengah jalan.

"Kalau investor lain melihatnya, wah kalau saya investasi di Indonesia nanti tiba-tiba dalam jangka panjang, mungkin kontrak saya enggak dihargai lagi, kan jadi dirugikan swasta," kata dia di Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Permasalahan kontrak kerja sama seperti ini, lanjut dia, memang kerap terjadi di Indonesia. Salah satu contohnya dalam proyek pembangunan Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara.

"Engak boleh lagi kejadian kayak seperti ini ke depan, oleh sebab itu harus ada solusi yang seharusnya enggak dibawa ke ranah hukum," tuturnya.

Agar tidak berdampak buruk terhadap iklim investasi di Indonesia, Heri berharap Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan ikut serta menyelesaikan masalah pembangunan dan pengelolaan Pelabuhan Marunda.

"Harus ada jalan terbaiknya, intinya apapun keputusannya menjadi win-win solution bagi kedua belah pihak," kata Heri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya