Ini Alasan Sri Mulyani Mau Jadi Menteri Keuangan Lagi

Hal tersebut diungkapkannya usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan pagi, Selasa (22/10/2019) ini.

oleh Athika Rahma diperbarui 22 Okt 2019, 11:02 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2019, 11:02 WIB
Sri Mulyani saat menyambangi Istana Kepresidenan. (Merdeka.com/Titin Supriatin)
Sri Mulyani saat menyambangi Istana Kepresidenan. (Merdeka.com/Titin Supriatin)

Liputan6.com, Jakarta - Sri Mulyani menyatakan dirinya diminta untuk tetap menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Jokowi Jilid II. Hal tersebut diungkapkannya usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan pagi, Selasa (22/10/2019) ini.

Ternyata, ada alasan tertentu mengapa mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini tetap menyanggupi jabatan menjadi Menteri Keuangan, yaitu karena ekonomi Indonesia terpapar pelemahan ekonomi global yang tidak pasti.

"Saya rasa banyak hal, Indonesia selama ini mendapat tekanan global yang sangat tidak pasti dan dinamis dan pelemahan ekonomi dari seluruh dunia. Dibutuhkan policy (kebijakan) yang terus menerus untuk bisa menjaga perekonomian Indonesia dari tantangan pelemahan gobal tersebut," tuturnya di Jakarta, Selasa (22/10/2019).

Sri Mulyani menambahkan, di sisi lain, sektor dalam negeri juga punya prioritas kebijakan yang sangat penting. Sehingga, merupakan suatu kehormatan bagi dirinya untuk memimpin Kementerian Keuangan untuk kedua kalinya.

Kemudian, nantinya anggaran-anggaran pemerintah diharapkan bisa dieksekusi dengan baik, baik di tingkat lembaga maupun daerah untuk mendukung cita-cita negara.

"Cita-cita Indonesia untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang baik, bersih dari korupsi dan perekonomian tumbuh secara eksklusif, itu cita-cita yang baik," ujarnya.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tetap Jadi Menteri Keuangan

Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). APBN 2019, penerimaan negara tumbuh 6,2 persen dan belanja negara tumbuh 10,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sri Mulyani Indrawati menyatakan dirinya diminta untuk tetap menjadi menteri keuangan dalam kabinet Jokowi jilid II.

Hal tersebut diungkapkan Sri Mulyani usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, pagi ini.

"Saya bertemu Bapak Presiden dan mendengar arahan beliau apa yang akan dicapai pada periode kepemimpinan Presiden Jokowi," ujar dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019).

Sri Mulyani juga memastikan jika dirinya tetap diminta untuk menjadi Menteri Keuangan di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Beliau menugaskan saya tetap menjadi Menteri Keuangan dan menggunakan kebijakan fiskal untuk membantu menteri lain, terutama bekerja dengan Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan lain-lain," jelas dia.

Sebegai informasi, Sri Mulyani tiba di Istana Kepresidenan pukul 09.00 WIB. Dengan mengenakan kemeja putih, Sri Mulyani menjadi sosok pertama pada hari ini yang bertemu Presiden Jokowi di Istana.


Sri Mulyani Waspadai Penurunan Investasi di Kuartal IV

20160929- Menkeu dan Komisi XI Evaluasi Pelaksanaan Tax Amnesty-Jakarta- Johan Tallo
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti rapat kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (29/9). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sebesar 5,1 persen. Meski demikian, pihaknya terus mewaspadai penurunan investasi di kuartal III dan IV mendatang.

"Seperti kita sampaikan secara overall satu tahun ini sekitar 5,08 atau jadi 5,1 persen. Kita lihat kuartal III dan IV, mungkin yang harus kita lihat adalah investasi apakah masih akan tetap dilevel 5 persen itu," ujarnya di Kantor DJP, Jakarta, Senin (14/10/2019).

Sri Mulyani melanjutkan, pertumbuhan ekonomi ke depan masih akan disumbang oleh konsumsi masyarakat yang masih terjaga. Apalagi pada Agustus lalu terjadi deflasi pada indeks harga konsumen.

"Kalau konsumsi kita harap dengan adanya stabilitas harga, bahkan ada deflasi kita mengharap konsumsinya, posisi indeks confidance nya dari konsumen cukup kuat. Jadi kita berharap akan tetap bisa terjaga di 5 persen," jelasnya.

Selain investasi dan konsumsi, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut juga terus mengamati perkembangan ekspor dan impor. Di mana, kedua komponen tersebut sangat terpengaruh kondisi global. "Kita perhatikan, tadi dinamika ekspor impor," tandas Sri Mulyani.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya