Harga Emas Sulit Diprediksi karena Kesepakatan Dagang Tak Jelas

Menurut sebagian besar analis, pendorong utama harga emas dalam waktu dekat tetap sengketa perdagangan AS-China.

oleh Arthur Gideon diperbarui 25 Nov 2019, 07:30 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2019, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kebingungan dan ketidakpastian masih akan mendominasi pasar emas pada pekan ini. Analis dan investor masing terus bereaksi terhadap pergeseran sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Dikutip dari Kitco, Senin (25/11/2019), dalam survei mingguan menunjukkan bahwa pada analis di Wall Street terjebak ke dalam ketidakpastian. Hanya sedikit yang memperkirakan harga emas akan melonjak.

“Suatu hari kesepakatan dagang dengan China aktif dan kemudian hari berikutnya dibatalkan. Ketidakpastian ini mendukung emas tetapi tidak cukup untuk mendorong harga emas lebih tinggi, "kata analis MKS (Switzerland) SA, Afshin Nabavi.

Pada pekan ini, 16 analis pasar mengambil bagian dalam survei Kitco di Wall Street. Hasilnya, lima analis atau 31 persen mengatakan harga emas akan naik dan lima analis lainnya melihat pasar bakal mendatar. Di luar itu, enam analis atau 38 persen memperkirakan emas akan jatuh.

Sementara itu, 587 responden mengambil bagian dalam jajak pendapat Kitco. Sebanyak 292 pemilih atau 50 persen menyerukan emas naik. Sedangkan 173 lainnya atau 29 persen diperkirakan emas akan jatuh. Di luar itu, 121 pemilih yang tersisa atau 21 persen melihat pasar mendatar.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Survei Pekan Lalu

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Dalam survei pekan lalu, baik analis maupun pelaku pasar, keduanya terbukti salah memperkirakan harga. Sebagian besar memperkirakan harga emas akan belanjak ke level yang lebih tinggi.

Pada kenyataannya, emas berjangka Desember diperdagangkan pada USD 1.463 per ounce, turun 0,37 persen dari minggu sebelumnya.

Menurut sebagian besar analis, pendorong utama harga emas dalam waktu dekat tetap sengketa perdagangan yang sedang berlangsung antara China dan AS.

Adam Button, direktur pelaksana untuk Forexlive.com, memperkirakan harga emas akan bullish.

"Sangat sulit untuk diperkirakan tetapi retakan mulai muncul dalam kesepakatan perdagangan fase satu. Jika kesepakatan tersebut tak berhasil maka akan menjadi katalisator utama untuk kenaikan harga emas," kata Button.

"Saat ini, pasar sebagian besar telah menetapkan harga dalam suatu kesepakatan tetapi bahkan jika ada kesepakatan, itu mungkin kurang dari yang diharapka," tambah dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya