Harga Emas Melonjak ke Level Tertinggi dalam 6 Tahun karena Gejolak Geopolitik

Harga emas berjangka sempat menyentuh level USD 1.590,90 per ounce yang merupakan level tertingi sejak 2 April 2013.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Jan 2020, 07:35 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2020, 07:35 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak pada penutupan perdagangan Senin ke level tertinggi dalam enam tahun karena investor meninggalkan aset-aset berisiko seperti saham. Langkah tersebut dilakukan usai meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS.

Mengutip CNBC, Selasa (7/1/2019), harga emas di pasar berjangka untuk pengiriman Februari naik 1 persen ke level USD 1.568,80 per ounce. Harga emas berjangka sempat menyentuh level USD 1.590,90 per ounce yang merupakan level tertingi sejak 2 April 2013.

"Ini merupakan bulllish yang menarik dan kemungkinan akan terus membentang sementara ini. Harga emas akan menuju ke level yang lebih tinggi di hari-hari mendatang," jelas Managing Member of Newton Advisors, Mark Newton.

Menurut prediksi Mark, Harga emas kemungkinan bisa mencapai USD 1.650 per ounce hingga USD 1.700 per ounce dalam waktu dekat ini.

Harga emas terus tertekan selama dua sesi terakhir setelah Presiden Donald Trump mengesahkan pembunuhan jenderal top Iran, Qasem Soleimani, di Baghdad, pada hari Jumat. Namun di awal pekan ini, harga emas kembali melambung.

"Pembunuhan Soleimani telah meningkatkan risiko geopolitik karena dia adalah tokoh terkenal di Iran," tulis Keith Lerner, kepala strategi pasar di SunTrust Private Wealth.

"Orang-orang Iran mungkin memerlukan waktu untuk menghitung langkah mereka selanjutnya. Jika mereka memutuskan untuk membalas maka aset berisiko dapat berada di bawah tekanan tambahan." tambah dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harga Emas Tergantung Sikap Iran kepada AS

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sebelumnya, pelaku pasar tengah gelisah menunggu aksi yang akan dilakukan oleh dua negara yaitu Amerika Serikat (AS) dan Iran. Ketegangan antara kedua negara tersebut terus meningkat dan akan berpengaruh kepada harga emas.

Mengutip Kitco, Senin (6/1/2020), jika ketegangan antara kedua negara terus meninggi maka harga emas akan melonjak. Emas dijadikan sebagai instrumen lindung nilai atau safe haven jika sedang terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik. 

Namun memang jika ketegangan kedua negara tersebut mereda maka akan ada potensi ambil untuk di logam mulia. Harga emas akan mengalami tekanan karena aksi jual yang dilakukan oleh pelaku pasar.

Untuk diketahui, dunia telah menjadi tempat yang semakin berbahaya, setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan pembunuhan dengan target seorang jenderal senior Iran. Demikian peringatan negara-negara berpengaruh dunia seraya mendesak semua pihak agar menahan diri.

China, Rusia dan Prancis, semuanya anggota tetap Dewan Keamanan PBB, bersikap menentang serangan udara AS di dekat bandara Baghdad Jumat dini hari yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya