Dampak Virus Corona Langsung Terasa di Pasar Keuangan dan Pariwisata

Jumlah wisatawan khususnya dari China menurun drastis.

oleh Tira Santia diperbarui 06 Feb 2020, 10:30 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2020, 10:30 WIB
Waspada Virus Corona, Hong Kong Karantina Penumpang Kapal Pesiar
Kapal pesiar World Dream berlabuh di Kai Tak Cruise Terminal, Hong Kong, Rabu (5/2/2020). Hong Kong mengarantina lebih dari 1.800 orang di atas kapal pesiar yang berpaling dari pelabuhan Taiwan tersebut terkait wabah virus corona. (AP Photo/ Vincent Yu)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah, mengungkapkan bahwa pengaruh virus Corona yang sedang melanda negara China, sangat cepat terhadap perekonomian global, begitu pun tak terlewat negara Indonesia.

Menurutnya, dari awal negara Indonesia perekonomiannya langsung terganggu, apalagi di sektor keuangan dan pariwisata, akibat mewabahnya virus Corona di China itu. “Di sektor keuangan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun drastis, dan rupiah terdepresiasi akibat sentimen negatif yang muncul ditengah kekhawatiran akan virus Corona,” kata Piter kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Lanjut Piter, sementara di sektor pariwisata jumlah wisatawan khususnya dari China menurun drastis. Penurunan jumlah wisatawan pun tentu berpengaruh negatif, terhadap sektor-sektor lainnya yang terkait, seperti transportasi, hotel, restoran, dan lain sebagainya.

“Kalau virus Corona berlarut-larut dampaknya akan semakin luas dan besar,” ungkapnya.

Kemudian, tidak hanya dua sektor tadi yang terdampak akibat virus Corona terhadap perekonomian Indonesia. Melainkan, pemerintah menutup semua akses transportasi jalur udara dan laut ke China. Ia berpendapat, bahwa kebijakan tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian.

“Pemerintah menutup tidak hanya penerbangan, tetapi juga transportasi darat dan laut dari dan ke China. Kebijakan ini dampaknya akan sangat signifikan negatif terhadap perekonomian Indonesia, tetapi kebijakan ini harus diambil untuk mencegah masuknya virus corona ke Indonesia, karena kalau itu terjadi dampak buruknya bisa lebih besar,” jelasnya.

Maka dengan ditutupnya, akses transportasi atau aktivitas dari dan ke China, tentu jumlah wisatawan akan turun drastis.

“Dampaknya ke sektor pariwisata akan sangat besar, industri transportasi udara darat laut akan turun. Demikian juga dengan pelaku industri hotel dan restoran, industri cinderamata dan barang oleh-oleh, semua akan terpukul,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekspor-Impor

Waspada Virus Corona, Hong Kong Karantina Penumpang Kapal Pesiar
Aktivitas penumpang kapal pesiar World Dream yang berlabuh di Kai Tak Cruise Terminal, Hong Kong, Rabu (5/2/2020). Hong Kong mengarantina lebih dari 1.800 orang di atas kapal pesiar yang berpaling dari pelabuhan Taiwan tersebut terkait wabah virus corona. (AP Photo/ Vincent Yu)

Namun, di sisi lain dengan diberhentikannya impor bahan baku industri, tentu akan sangat menyulitkan industri-industri di Indonesia untuk memperoleh bahan bakunya. “Disetopnya impor barang bahan baku, akan menghantam industri manufaktur, Jadi secara keseluruhan dampak negatifnya akan besar terhadap Indonesia,” jelas Piter.

Terkait diberhentikan sementara impor bahan baku industry dari China, menurut ekonom Piter, meskipun pemeritah bisa mencari jalan lain untuk memperoleh bahan baku industri, selain di China, hal itu tidak bisa membantu untuk jangka panjang, melainkan hanya jangka pendek saja. Padahal masalah virus Corona ini tidak ada batas waktu, kapan akan selesai.

“Substitusinya dari negara lain pasti ada, masalahnya yang murah seperti dari China ga ada. Pemerintah tidak bisa membantu dalam jangka pendek untuk hal ini,” jelasnya.

Sementara itu, mengenai kontribusi nilai perdagangan Indonesia ke China, ekonom Piter tidak menyebutkan secara jelas terkait angka, melainkan “Saya ga punya angkanya, tapi kecil. Kalau China ke Indonesia kontribusinya besar, karena China adalah partner dagang kita yang terbesar,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya