Liputan6.com, Jakarta - Pulau Lantigiang, yang terletak di Taman Nasional Taka Bonerate, kini tengah bersiap dikembangkan sebagai destinasi wisata utama setelah Pulau Tinabo. Pulau yang berada di gugusan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan ini menawarkan keindahan alam yang luar biasa, mulai dari pasir putih nan lembut hingga air laut yang jernih.
Terumbu karang yang indah di sekitar pulau ini juga jadi daya tarik bagi para penggemar snorkeling. Keindahan Pulau Latigiang tidak hanya terletak pada pantainya yang menawan, tapi juga pemandangan matahari terbit dan terbenam yang memukau.
"(Pulau) Lantigiang akan dikembangkan sebagai destinasi utama setelah Pulau Tinabo," ungkap Humas Taman Nasional Taka Bonerate, Asri, melalui DM pada Lifestyle Liputan6.com, Kamis (10/4/2025).
Advertisement
Pengembangannya antara lain terkait sistem pembelian tiket dan pembayaran non-tunai yang mulai diterapkan di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate. Sebagai pendahulu, Pulau Tinabo sudah jauh lebih maju, bahkan memiliki kafe mini yang dikelola masyarakat lokal untuk mengakomodir wisatawan.
"Wisatanya mau comcern ke pemberdayaan masayarakat," sambungnya sambil mengatakan bahwa kini pihak taman nasional hanya tinggal melakukan pengawasan.
Lokasi Pulau Lantigiang yang strategis diketahui sangat dekat dengan spot diving terkenal: Jinato Wall Paradise. Hal ini semakin menambah daya tarik pulau ini sebagai tujuan wisata yang menjanjikan. Namun, penting untuk diingat bahwa Pulau Latigiang merupakan bagian dari Taman Nasional Taka Bonerate, sebuah kawasan konservasi yang dilindungi hukum.
Potensi Wisata Pulau Latigiang
Lebih jauh, Asri mengatakan bahwa sebenarnya Pulau Lantigiang sudah lama diprioritaskan, namun fasilitas di sana selalu rusak akibat kondisi pulau yang berubah-ubah. "Pulau Lantigiang ini memang Zona Pemanfaatan, sama dengan Pulau Tinabo, namun di Lantigiang tidak ada ruang usaha," imbuhnya.
Karena itu, pengembangan wisata di pulau ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan berkelanjutan. Aspek pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar harus jadi prioritas utama dalam setiap rencana pengembangan.
"Kami ada SOP pengunjung, ada breafing sebelum melakukan aktivitas," ujar Asri sambil menambahkan bahwa agen perjalanan wisata yang mereka miliki juga sudah berizin dan diklaim patuh aturan.
Ia menambahkan bahwa Pulau Tinabo sudah menerapkan hal tersebut lebih dulu. Masyarakat lokal setempat diajak ikut mengelola wisata di Pulau Tinabo dan sudah diberikan pelatihan. Di sisi lain, Pulau Latigiang dipercaya bisa jadi magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, karena keindahan alamnya saja.
Advertisement
Kapal Pesiar Mewah Singgah di Pulau Lantigiang
Sebelumnya diberitakan, Pulau Lantigiang kedatangan kapal pesiar mewah MV Scenic Eclipse II. Kapal ini membawa 349 orang, termasuk wisatawan mancanegara dan awak kapal. Kunjungan berlangsung selama kurang lebih empat jam, dari pukul 08.00 hingga 12.00 WITA, dan disambut dengan antusias oleh warga setempat.
Selama kunjungan, sekitar 177 wisatawan menikmati keindahan Pulau Lantigiang dengan melakukan aktivitas snorkeling dan menjelajahi pantai yang masih asri. Kegiatan ini menunjukkan betapa menariknya keindahan alam bawah laut dan pantai di kawasan ini.
Kepala Desa Jinato, Andi Sulistilawanti, bersama Kepala Balai Taman Nasional Taka Bonerate, Ali Bahri, memastikan bahwa kunjungan berlangsung dengan lancar dan aman. Andi berharap, kunjungan kapal pesiar seperti ini dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Ia percaya, kedatangan wisatawan mancanegara bisa meningkatkan perekonomian lokal dan memotivasi warga menjaga kelestarian pulau. "Kedatangan kapal pesiar internasional seperti ini membuka peluang besar bagi masyarakat kami. Kami berharap kunjungan semacam ini bisa berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kaidah konservasi dan melibatkan masyarakat lokal," ujarnya, mengutip akun resmi Instagram Balai TN Taka Bonerate pada unggahan 5 April 2025.
Sebelumnya Juga Disinggahi Kapal Lain
Lifestyle Liputan6.com mengonfirmasi langsung kabar tersebut pada Kepala Balai Taman Nasional Taka Bonerate, Ali Bahri. Melalui pesan tertulis, ia mengungkapkan bahwa sebelumnya, ada dua kapal pesiar yang sudah langganan singgah ke wilayah TN Taka Bonerate, salah satunya Coral Expedition (Geographer) sekitar April 2024.
"Jadi ke depan, kami berharap bisa (membuat) kapal ini menjadikan rute tetapnya ke tempat kami," ungkap Ali dalam pesan tertulis, Selasa, 8 April 2025.
Walau memperbolehkan kapal asing singgah, Ali tetap menekankan pentingnya pengelolaan kunjungan wisata yang bijak. Ia menjelaskan bahwa pengelolaan yang baik akan membantu menjaga ekosistem dan kelestarian alam di Taman Nasional Taka Bonerate.
"Kami punya binaan kelompok wisata ini yang handle jika permintaannya landtour di pemukiman pesisir," ungkapnya lagi.
Ali juga menyatakan bahwa kunjungan MV Scenic Eclipse II merupakan bukti daya tarik wisata kelas dunia yang dimiliki Taka Bonerate. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan di masa depan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian alam.
"Yang sudah langganan (dikunjungi) itu Pulau Rajuni dan Pulau Jinato," sebut dia.
Advertisement
