BUMN Siap Beli APD Lokal

Menteri BUMN Erick Thohir memastikan bahwa BUMN saat ini tidak ada yang memproduksi Alat Pelindung Diri (APD).

oleh Tira Santia diperbarui 07 Apr 2020, 14:29 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2020, 14:29 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir berkunjung ke Apotek Kimia Farma di Gedung Menteng Huis, Jakarta Pusat.
Menteri BUMN Erick Thohir berkunjung ke Apotek Kimia Farma di Gedung Menteng Huis, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, menegaskan bahwa perusahaan BUMN tidak ada yang memproduksi Alat Pelindung Diri (APD). Semua APD ini saat ini diproduksi pihak swasta. Tapi tak menutup kemungkinan akan membeli produk APD lokal.

“Untuk APD sendiri, kami BUMN tidak punya perusahaan untuk membuat APD, mayoritas itu dibuat oleh swasta dengan mayoritas 17 juta setahun. Tentunya yang lebih mengerti secara detail dari kementrian perindustrian,” kata Erick dalam Konferensi Pers, Selasa (7/4/2020).

Namun, dirinya sempat bertemu dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, yang mengenalkan kepadanya perusahaan asal korea yang bernama JA. DIkatakan Bahlil, stok APD mereka masih cukup banyak.

“Tetapi kemarin saya ketemu kepala BKPM pak Bahlil ketika beliau mengenalkan sebuah satu perusahaan korea yang namanya JA. Nah dia stok nya masih cukup banyak, bahkan beberapa bahan baku dari korea sekarang dari perusahaan JA ini akan masuk ke Indonesia,” ujarnya.

 

Harus Standar Internasional

Intip Pembuatan APD Tenaga Medis di Jakarta
Pekerja memakai pakaian untuk Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di kawasan Penggilingan, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Akibat melonjaknya jumlah kasus penyebaran Covid-19 di beberapa wilayah di Indonesia menyebabkan terbatasnya ketersediaan APD di pasaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kendati mendapatkan APD impor, pihaknya menyatakan siap untuk membeli APD yang diproduksi secara lokal. Yang terpenting, harus sesuai dengan standar WHO dan mampu memproduksi dengan jumlah yang dibutuhkan.

"Tapi dengan catatan seperti ini, bahwa mereka sendiri itu bisa memproduksi dengan jumlah yang dibutuhkan dan kami tentu tidak hanya kami, rumah sakit swasta dan BUMN siap membeli, dan ini sebuah hal yang positif, bahan baku masih sulit tetapi tentu saya yakin dengan solusi-solusi yang diberikan kementrian luar negeri, dan lain-lain bisa diberikan,” ujaer Erick.

Ia juga menyebutkan, banyaknya bantuan alat-alat kesehatan yang diberikan kepada BUMN, contohnya bantuan dari kementrian sosial, meskipun ada tulisan bahasa korea, Erick yakin bahwa itu buatan dari Indonesia.

“Bantuan dari pak mensos (menteri sosial) hari ini walaupun tulisannya korea, tapi made in Indonesia,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya