Program Belanja di Warung Tetangga, Cara Menteri Teten Bantu UKM

Lewat Program Belanja di Warung Tetangga, dapat dipastikan stok bahan pokok tersedia dan dekat dengan masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2020, 15:36 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2020, 15:30 WIB
FOTO: Pedagang Makanan Kaki Lima Kena Imbas COVID-19
Suasana warung kaki lima yang tutup di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (2/4/2020). Minimnya aktivitas perkantoran di Jakarta akibat pandemi COVID-19 membuat sejumlah pedagang warung kaki lima memilih untuk menutup dagangannya karena sepi pembeli. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) meluncurkan program belanja di warung tetangga sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat terhadap produk UMKM. Program ini juga mempermudah memasok kebutuhan sehari-hari masyarakat di tengah pandemi Corona Covid-19.

Kemenkop bekerja sama dengan Bulog dan sembilan klaster pangan BUMN meliputi RNI, Berdikari, Perindo, Perinus, PT Garam, BGR, PPI, SHS, dan Petani dalam program tersebut sebagai warehouse untuk warung UMKM atau koperasi.

Kerja sama ini dinilai strategis karena mereka mempunyai gudang di berbagai daerah di Indonesia sehingga jika proyek percontohan ini berhasil akan diimplementasikan di seluruh Indonesia.

“Kami berkolaborasi dengan BUMN untuk distribusi bahan pangan masyarakat dan kebutuhan bahan baku UMK melalui platform online,” kata kata Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki di Jakarta Sabtu (11/4/2020).

Teten berharap melalui program tersebut dapat dipastikan stok bahan pokok tersedia dan dekat dengan masyarakat sekaligus memperkuat ekonomi pelaku UMKM khususnya warung tradisional yang belum terhubung dengan online platform penjualan.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sasaran

FOTO: Pedagang Makanan Kaki Lima Kena Imbas COVID-19
Warga melintas di depan warung kaki lima yang tutup di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (2/4/2020). Minimnya aktivitas perkantoran di Jakarta akibat pandemi COVID-19 membuat sejumlah pedagang warung kaki lima memilih untuk menutup dagangannya karena sepi pembeli. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sasaran program ini adalah Koperasi, UKM, dan masyarakat luas selama masa program April hingga Juni 2020 untuk tahap pertama dan kemungkinan berlanjut ke depan dengan menargetkan 30.000 warung yang menjual komoditi pangan beras, telor, minyak, gula, sarden, kurma, dan tepung dengan harga wajar.

Untuk tahap awal, program dilaksanakan di area Jabodetabek dengan uji coba pada dua pekan pertama April 2020 di 3 warung (1 Depok, 2 Warpin Cilandak) berlanjut 5 warung (2 SRC Cilandak, 1 Hara Pangan Kebayoran, 1 Hara Pangan Mampang, 1 Pondok Kelapa).

Reporter: Sulaeman 

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya