Menteri Teten: UKM Kalau Bertarung dengan Korporasi Besar Pasti Keok

Pemerintah Indonesia tidak menghendaki perusahaan besar melakukan akuisisi usaha koperasi maupun UKM.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mar 2020, 17:10 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2020, 17:10 WIB
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki di Gedung SMESCO, Jakarta, Senin, (9/3/2020).
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki di Gedung SMESCO, Jakarta, Senin, (9/3/2020).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengungkapkan keingingannya agar pelaku usaha Koperasi dan UKM di Indonesia bisa bekerja sama dengan perusahaan berskala besar, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Hal ini dimaksudkan agar Koperasi dan UKM bisa naik kelas dan tidak kalah bersaing dengan korporasi besar.

"Kalau tidak ada kerja sama, Koperasi dan UKM harus bertarung bebas melawan korporasi pasti keok," tegas Menkop Teten di Gedung SMESCO, Jakarta, Senin, (9/3/2020).

Namun dalam skema kerjasamanya, Teten menyebutkan pemerintah Indonesia tidak menghendaki perusahaan besar melakukan akuisisi usaha koperasi maupun UKM. Karena dikhawatirkan mengancam eksistensi koperasi dan UKM Indonesia sendiri.

Terkait aturan regulasi yang akan mengakomodir perencanaan kerja sama ini, dirinya mengklaim masih dalam proses pengkajian di tingkat pemerintah pusat. "Lewat Peraturan Pemerintah (PP), nanti nya," tandasnya.

 

Investasi ke UMKM

Panel V Rakornas Indonesia Maju
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan paparan saat diskusi panel V Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor, Rabu (13/11/2019). Panel V itu membahas penyederhanaan regulasi dan reformasi birokrasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menginginkan agar investasi yang masuk ke Indonesia juga bisa ikut menggerakkan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

"Jadi bagaimana agar setiap investasi yang masuk itu melibatkan UMKM. Jadi ambil bagian dalam pekerjaan agar mereka kuat dan tumbuh bareng-bareng," katanya di Jakarta, Kamis (31/10).

Menurut Bahlil, UMKM merupakan pahlawan karena saat Indonesia mengalami krisis ekonomi pada 1998, sektor itulah yang menjadi pintu pertahanan ekonomi nasional kala itu. Oleh karena itu penguatan UMKM harus terus dilakukan, terlebih di tengah kondisi ekonomi global yang saat ini disebutnya belum kondusif

"Ekonomi domestik harus kita perkuat, salah satunya adalah UMKM," ujar Bahlil.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya