Corona Bikin Neraca Perdagangan Defisit di April 2020

Secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia Januari-April 2020 tetap surplus USD 2,25 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Mei 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2020, 21:00 WIB
Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2020 mengalami defisit USD 344,7 juta, setelah pada bulan sebelumnya surplus USD 715,7.

Melansir dari laman BI, Sabtu (16/5/2020), perkembangan ini dipengaruhi melambatnya permintaan dunia, terganggunya rantai penawaran global, serta rendahnya harga komoditas sejalan dengan dampak pandemi COVID-19 yang merebak ke seluruh dunia.

Meskipun defisit, secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia Januari-April 2020 tetap surplus USD 2,25 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami defisit USD 2,35 miliar.

Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia, termasuk neraca perdagangan, serta terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal.

Adapun defisit neraca perdagangan April 2020 dipengaruhi defisit pada neraca perdagangan nonmigas dan migas.

"Neraca perdagangan nonmigas defisit USD 100,9 juta pada April 2020, menurun dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya surplus USD 1,67 miliar," tulis BI dalam keterangannya.

Kinerja Ekspor

20161025-Bea-Cukai-Kembangkan-ISRM-untuk-Pangkas-Dwelling-Time-Jakarta-IA
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

Perkembangan tersebut akibat penurunan kinerja ekspor produk manufaktur dan bahan bakar mineral, khususnya batu bara. Kinerja positif ekspor emas, besi dan baja, serta minyak dan lemak nabati dapat menahan penurunan ekspor nonmigas yang lebih dalam.

Sementara itu, neraca perdagangan migas pada April 2020 defisit USD 243,8 juta, lebih rendah dari defisit pada bulan sebelumnya sebesar USD 953,3 juta. Penurunan defisit ini terutama dipengaruhi oleh penurunan impor migas sejalan dengan penurunan harga migas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya