Liputan6.com, Jakarta Disamping uang yang mengalir dari kota ke daerah menurun, pengusaha juga prediksi remitansi dana Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau biasa dikenal dengan TKI menjelang lebaran Idul Fitri 1441 Hijriah atau Lebaran 2020 mengalami penurunan yang tajam sebesar 20 persen.
Hal itu dilihat berdasarkan data Bank Indonesia jumlah remintasi dalam 4 tahun terakhir, yakni Dana Remintansi TKI 2016 Rp 119 Triliun per tahun, dana Remintansi TKI 2017 Rp. 108 Triliun per tahun, dana Remintansi TKI 2018 Rp 128 Triliun per tahun, dan dana Remintansi TKI 2019 Rp 138 Triliun per tahun.
“Remitansi yang dikirim TKI kepada keluarga mereka di Indonesia itu bertujuan supaya keluarga dapat merayakan Lebaran membeli berbagai kebutuhan pangan dan sandang,” kata Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang dikutip dalam keterangannya, Senin (18/3/2020).
Advertisement
Baca Juga
Lanjut Sarman, remitansi menjelang Lebaran akan lebih besar daripada bulan-bulan biasanya. Bank Dunia atau World Bank memprediksi pengiriman uang atau remintansi global tahun ini turun tajam hingga 20 persen.
Tentunya, ia menyebut ini sebagai dampak Covid 19 yang menyebabkan terjadinya penurunan upah dan rentan kehilangan pekerjaan akibat sinyal perlambatan, kelesuan serta fluktuasi pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang banyak PMI seperti Hongkong, Korea,Malaysia, dan Timur Tengah.
Apabila dilihat dari survei World Bank, ada 9 juta TKI di luar negeri, jika menjelang lebaran tahun ini mengirimkan rata rata 1juta saja maka daerah akan menerima aliran tambahan sekitar 9 triliun.
“Namun kondisi tersebut diatas dapat dipastikan bahwa Dengan Covid 19 yang melanda negara tempat TKI bekerja tentu para TKI juga akan lebih hemat dan punya hitung-hitungan untuk mengirimkan uang ke keluarganya di kampung,” ujarnya.
Kepulangan TKI
Bahkan Sarman juga menyebutkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan sudah hampir 34.000 TKI dari Malaysia pulang akibat kebijakan lockdown, yang diterapkan di Negara tersebut dan berpotensi semakin bertambah.
Kendati begitu, melihat kondisi tersebut di atas maka moment Idul Fitri tahun ini ia mengatakan tidak dapat diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal II sebagaimana tahun tahun sebelumnya. Bahkan pihaknya memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II akan dibawah 2,97 persen angka pertumbuhan ekonomi kuartal I.
“Kita pelaku usaha sangat berharap agar Pemerintah benar benar mampu mengendalikan dan mematikan penyebaran voris Covid 19 ini secepatnya, melalui regulasi dan kebijakan yang konsisten,memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah dan standar protokol yang jelas dan tegas sehingga badai ini cepat berlalu, dunia usaha dapat aktif dan bergairah kembali,” pungkasnya.
Advertisement