KKP Naikkan Tarif Izin Kapal Ikan hingga 30 Persen

Adanya kenaikan tarif hingga 30 persen untuk izin kapal pengangkut ikan dalam negeri baik izin baru atau perpanjangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jun 2020, 17:51 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2020, 17:51 WIB
20161010-Pengusaha Ikan Muara Baru Mogok Massal-Jakarta
Kapal nelayan bersandar di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Senin (10/10). Lebih dari 60 perusahaan, ratusan kapal nelayan dan kapal ikan tak beroperasi dan tutup sebagai bentuk protes kenaikan uang sewa lahan sampai 450 persen (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pengelolaan Sumberdaya Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Trian Yunanda menyatakan beberapa poin penting terkait perubahan tarif PNBP KKP. Menurutnya, penyesuaian penting dilakukan demi menggenjot pendapatan negara dari sektor bahari.

Seperti, adanya kenaikan tarif hingga 30 persen untuk izin kapal pengangkut ikan dalam negeri (baru atau perpanjangan). Kenaikan juga berlaku bagi izin kapal pengangkut ikan berbendera asing (baru atau perpanjangan).

Kenaikan tarif didasarkan oleh tingkat inflasi sebesar 6 persen per tahun sejak tahun 2015 atau berlakunya PP 75/2015.

Kemudian, soal rumusan harga ikan (RHI) yang kini sepenuhnya ditentukan oleh Menteri KKP Edhy Prabowo. Trian menyebut, bahwa aturan sebelumnya menghendaki RHI ditetapkan oleh Menteri Perdagangan secara periodik berdasarkan harga rata tertimbang di pelabuhan perikanan atau internasional.

"Kini RHI ditentukan oleh pak Menteri KKP (Edhy Prabowo). Nantinya RHI akan ditetapkan secara periodik berdasarkan harga rata tertimbang di pelabuhan perikanan atau internasional," tegas dia dalam acara Konsultasi Publik terkait Perubahan Tarif PNBP KKP via Zoom, Selasa (9/6).

Penyesuaian aturan ini untuk mempercepat proses penyusunan revisi peraturan menteri KKP. Selain itu, aturan ini, diharapkan dapat menekan harga ikan tangkap mendekati harga di nelayan atau harga produsen.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


KKP Lepas 43 Ribu Ekor Benih Lobster Hasil Kasus Penyelundupan

Bareskrim Mabes Polri Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster
Petugas menunjukkan barang bukti benih lobster saat rilis penyelundupan benih lobster di Gedung Dittipidter Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (13/8/2019). Bersama KKP, Polisi mengungkap penyelundupan 57.058 ekor benur jenis pasir dan jenis mutiara 203 ekor. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melepasliarkan 43 ribu ekor benih lobster ke habitatnya. Pelepasliaran dilakukan di perairan Pulau Liwungan, Pandeglang, pada Sabtu 6 Juni 2020 lalu.

Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang, Syarif Iwan Taruna Alkadrie mengatakan benih lobster tersebut merupakan hasil pengungkapan kasus penyelundupan oleh Dit. Tipidter Bareskrim Polri bersama dengan Balai KIPM Jakarta II dan Babinsa TNI-AL.

“Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, Ditjen PRL melalui Unit Pengelola Teknis (UPT) ditugaskan untuk menetapkan lokasi dan tata cara pelepasliaran lobster,” ujar Iwan dalam siaran persnya, Pandeglang, Senin (8/6).

Iwan menjelaskan pelepasliaran lobster merupakan bagian dari implementasi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.12/PERMEN-KP/2020 tentang pengelolaan lobster, kepiting, dan rajungan di Wilayah Negara Republik Indonesia. Pemilihan Pulau Liwungan, Pandeglang sebagai lokasi pelepasliaran benih lobster didasarkan pada kondisi dasar perairannya yang berkarang dan berpasir.

"Pemilihan substrat terumbu karang selain sebagai tempat mencari makan sekaligus juga untuk melindungi benih lobster dari serangan predator", kata Iwan menjelaskan.

Lebih lanjut Iwan mengatakan pada tahun 2020 setidaknya KKP telah melakukan pelepasliaran benih lobster di Pandeglang sebanyak tiga kali. Sebelumnya pada 1 Mei 2020 juga telah dilakukan pelepasliaran benih lobster sebanyak 36.800 ekor di perairan Teluk Labuan.


Jaga Kelestarian Alam

Lobster segar hasil tangkapan nelayan pantai selatan Garut, Jawa Barat, tengah melimpah saat imlek tahun ini
Lobster segar hasil tangkapan nelayan pantai selatan Garut, Jawa Barat, tengah melimpah saat imlek tahun ini (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Lalu pada 22 April 2020 KKP kembali melakukan pelepasliaran benih lobster sebanyak 9.200 ekor di perairan Labuan. Namun, pelepasliaran benih lobster kali ini lebih banyak dari yang sebelumnya.

Dia berharap hal ini dapat menjamin kelestarian sumberdaya lobster dihabitatnya. Selain itu juga memberi manfaat bagi kemakmuran masyarakat, khususnya pembudidaya dan nelayan.

Sebelumnya, barang bukti berupa benih lobster sebanyak 43.000 ekor itu diserahterimakan dari Dit. Tidipter Bareskrim Polri kepada Balai KIPM Jakarta II. Selanjutnya Balai KIPM Jakarta II melakukan koordinasi kepada LPSPL Serang untuk menindaklanjuti barang hasil sitaan tersebut.

Setelah dilakukan penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) barang bukti dan Berita Acara, pelepasliaran benih lobster illegal tersebut dilakukan pada Pukul 12.00 WIB. Saat pelepasliaran, kondisi perairan cukup baik, cuaca cerah dan tidak bergelombang.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya