Rupiah Tergelincir Dipicu Gelombang Kedua Corona

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.107 per dolar AS hingga 14.165 per dolar AS.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Jun 2020, 10:45 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2020, 10:45 WIB
Rupiah Tetap Berada di Zona Hijau
Teller menunjukkan mata uang rupiah dan dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Hingga hari ini, US$ 1 dibanderol Rp 14.020. Rupiah menguat 0,71% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan awal pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (22/6/2020), rupiah dibuka di angka 14.107 per dolar AS melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.100 per dolar AS.

Menjelas siang, rupiah terus bergerak melemah ke level 14.165 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.107 per dolar AS hingga 14.165 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih melemah 2,16 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.209 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.242 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin, terkoreksi dipicu kekhawatiran terjadinya gelombang kedua pandemi COVID-19.

Rupiah dibuka melemah 45 poin atau 0,32 persen menjadi Rp14.145 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.100 per dolar AS.

"Berita penyebaran wabah COVID-19 yang terus meningkat seperti di AS, Jerman dan China sepanjang akhir pekan, bisa menjadi sentimen negatif ke aset berisiko hari ini." kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Senin (22/6/2020).

Padahal, lanjut Ariston, ketiga negara tersebut sudah membuka kembali perekonomiannya dan wabah kembali meningkat.

"Banyak kejadian peningkatan penyebaran dan pasar memang sedang memperhatikan efek-efek dari new normal atau pelonggaran lockdown," ujar Ariston.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sentimen Negatif

Ilustrasi rupiah
Auto kaya dengan ikut undian dari Smartfren.

Menurut Ariston, sentimen negatif tersebut bisa memicu juga pelemahan rupiah sebagai salah satu aset berisiko.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpeluang melemah ke arah resisten Rp14.200 per dolar AS dengan support di kisaran Rp14.050 per dolar AS.

Pada Jumat (19/6) lalu, rupiah melemah 22 poin atau 0,16 persen menjadi Rp14.100 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.078 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya