Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4 persen. Ini menjadi penurunan suku bunga acuan keempat kalinya di sepanjang 2020 ini.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, BI ke depan tak perlu menurunkan lagi memangkas suku bunga acuan. Itu dilakukan untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah yang terus melemah saat ini.
Baca Juga
Josua mengatakan, kemungkinan Bank Indonesia untuk memperkecil suku bunga acuan ke depan jadi semakin sempit, lantaran telah memotong sebanyak 100 basis poin (bps) sebanyak 4 kali pada tahun ini.
Advertisement
Sebagai catatan, penetapan angka suku bunga 4 persen pada bulan ini juga merupakan yang terendah sepanjang sejarah.
"Menurut saya, ruang penurunan suku bunga acuan BI kedepannya semakin terbatas. Mengingat BI sudah menurunkan suku bunga acuan sebesar 100 bps dari bulan Januari hingga Juli 2020 ini," kata Josua kepada Liputan6.com, Sabtu (18/7/2020).
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rupiah
Penurunan suku bunga acuan BI tersebut juga disebutnya mengindikasikan penurunan effective policy rate Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) terus menyusut. Hal itu dapat berpotensi mempengaruhi daya tarik aset keuangan dalam denominasi rupiah.
Jika bank sentral tetap memangkas BI7DRR di bukan berikutnya, Josua meneruskan, maka nilai tukar rupiah akan semakin terancam. Mengingat saat ini rupiah terus bergerak cenderung melemah di kisaran 14.700-14.800 per dolar AS.
"Oleh sebab itu dalam rangka menjaga stabilitas rupiah, BI perlu mendorong daya tarik investasi di pasar keuangan domestik, dengan mempertahankan suku bunga acuan BI di level saat ini," imbuh Josua.
Advertisement