Bursa Saham Asia Bergerak Variatif di Tengah Ketidakpastian Pandemi Corona

Bursa saham di Asia-Pasifik diperdagangkan beragam pada perdagangan Senin pagi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Jul 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2020, 08:30 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di Asia-Pasifik diperdagangkan beragam pada perdagangan Senin pagi karena investor terus mengamati perkembangan isu-isu seperti pandemi virus corona.

Dikutip dari CNBC, indeks saham Jepang memimpin penurunan di antara pasar utama di kawasan Asia Pasifik dengan indeks Nikkei 225 dan Topix masing-masing turun 1,31 persen pada awal perdagangan.

Ringkasan Opini Bank Sentral Jepang untuk pertemuan pertengahan Juli, yang dirilis Senin, mengatakan ekonomi negara tersebut diperkirakan akan meningkat secara moderat dari paruh kedua tahun 2020.

Namun, bank sentral memperingatkan bahwa ekonomi tidak mungkin untuk kembali ke level yang dicapai sebelum pecahnya Covid-19 bahkan pada tahun fiskal 2022.

Sementara itu, indeks saham Kospi Korea Selatan naik 0,41 persen. Di Australia, S&P/ASX 200 melayang di sekitar garis datar.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan naik 0,06 persen.

Perhatian investor kemungkinan besar berada di pihak pembuat undang-undang di Amerika Serikat karena mereka berusaha untuk mendorong paket stimulus virus coronayang lain.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada Minggu bahwa Partai Republik telah menyelesaikan tagihan senilai sekitar USD 1 triliun dalam dana bantuan virus corona.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kasus Corona

FOTO: 6 Negara dengan Kasus Corona COVID-19 Tertinggi di Dunia
Pekerja rumah sakit memakai masker untuk mencegah terpapar virus corona COVID-19 saat memindahkan jenazah di Brooklyn, New York, AS, Kamis (9/4/2020). Berdasarkan data Worldmeters per Minggu (12/4/2020), jumlah kasus COVID-19 di AS 532.879 terinfeksi dan 20.577 meninggal. (AP Photo/John Minchillo)

Secara global, lebih dari 16 juta orang telah terinfeksi oleh coronavirus, dengan AS terhitung sekitar seperempat dari angka itu, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Ketegangan China dan AS, yang menjadi pusat perhatian pekan lalu karena saham China daratan jatuh pada hari Jumat di tengah pertukaran kata yang tajam antara kedua kekuatan ekonomi, juga terus dipantau oleh investor.

"Lonjakan yang terputus-putus dalam ketegangan AS-Cina kemungkinan akan menjadi norma ketika pemilihan Presiden AS 3 November semakin dekat," tulis ekonom di Commonwealth Bank of Australia dalam catatan pagi.

Pada bagian depan data ekonomi, keuntungan industri China untuk bulan Juni akan dirilis sekitar jam 9.30 pagi HK/SIN pada hari Senin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya