Jokowi: Anggaran 2021 Harus Optimistis tetapi juga Realistis

Jokowi Meminta APBN 2021 bisa digunakan untuk penguatan trasformasi diberbagai sektor. Mulai dari kesehatan, pangan, energi, hingga digital.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2020, 11:35 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2020, 11:35 WIB
Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri agar mengkalkulasi angka-angka ekonomi makro dengan cermat. Proyeksi tersebut harus mempertimbangkan kondisi dan proyeksi saat ini.

"Angka-angka indikator ekonomi makro harus betul-betul di kalkulasi dengan cermat hati-hati optimis tapi juga harus realistis dengan mempertimbangkan kondisi dan proyeksi terkini," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait Rancangan Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2021, Selasa (28/7/2020).

Tidak hanya itu, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga meminta agar para menteri bisa memastikan pada 2021 proyeksi berjalan dengan baik. Sehingga APBN bisa difokuskan untuk kegiatan pemulihan ekonomi.

"Kita juga harus memastikan 2021 dan juga plebaran defisit untuk APBN 2021 yang difokuskan dalam rangka pembiyayaan pemulihan ekonomi," ungkap Jokowi.

Tidak hanya itu, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga berharap di APBN 2021 bisa digunakan untuk penguatan trasformasi diberbagai sektor. Mulai dari kesehatan, pangan, energi, hingga digital.

"Penguatan transformasi diberbagi sektor, terutama transformasi kesehatan, pangan, energi, pendidikan dan juga percepatan transformasi digital," jelas Jokowi.

Reporter: Intan Umbari

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

Jokowi Minta Waspadai Kemungkinan Gelombang Kedua Covid-19

Jokowi Pimpin Rapat Terbatas
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Ratas perdana dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju itu membahas Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnyak, Presiden Joko Widodo atau Jokowi optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mulai membaik pada 2021. Kendati begitu, dia meminta jajarannya tetap mewaspadai munculnya gelombang kedua Covid-19.

"Kita tetap harus waspada kemungkinan dan antisipasi kita terhadap resiko terjadinya gelombang kedua, second wave," kata Jokowi dalam rapat terbatas melalui video conference dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Selasa (28/7/2020).

 

Dia menyebut pertumbuhan ekonomi global masih dipenuhi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Namun, sejumlah lembaga keuangan dunia sudah memprediksi bahwa ekonomi global akan tumbuh di 2021.

"IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 5,4 persen. Ini sebuah perkiraan yang apa sangat tinggi menurut saya. Bank Dunia 4,2 persen. OECD 2,8 sampai 5,2 persen," jelas Jokowi.

Jokowi pun meyakini ekonomi Indonesia dapat tumbuh di atas ekonomi global. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibanding negara lain yang terdampak pandemi Covid-19.

"Saya kira kalau perkiraan ini betul, kita akan berada pada posisi ekonomi yang juga mestinya di atas pertumbuhan ekonomi dunia. Indonesia juga diproyeksikan masuk ke kelompok dengan pemulihan ekonomi tercepat setelah Tiongkok," kata dia.

"Kalau proyeksi ini benar, saya kira patut kita syukuri," sambung Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya