Jokowi Minta Waspadai Kemungkinan Gelombang Kedua Covid-19

Jokowi juga menyebut pertumbuhan ekonomi global masih dipenuhi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 28 Jul 2020, 11:12 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2020, 11:12 WIB
Jokowi Pimpin Rapat Terbatas
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Ratas perdana dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju itu membahas Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mulai membaik pada 2021. Kendati begitu, dia meminta jajarannya tetap mewaspadai munculnya gelombang kedua Covid-19.

"Kita tetap harus waspada kemungkinan dan antisipasi kita terhadap resiko terjadinya gelombang kedua, second wave," kata Jokowi dalam rapat terbatas melalui video conference dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Selasa (28/7/2020).

Dia menyebut pertumbuhan ekonomi global masih dipenuhi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Namun, sejumlah lembaga keuangan dunia sudah memprediksi bahwa ekonomi global akan tumbuh di 2021.

"IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 5,4 persen. Ini sebuah perkiraan yang apa sangat tinggi menurut saya. Bank Dunia 4,2 persen. OECD 2,8 sampai 5,2 persen," jelas Jokowi.

Jokowi pun meyakini ekonomi Indonesia dapat tumbuh di atas ekonomi global. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibanding negara lain yang terdampak pandemi Covid-19.

"Saya kira kalau perkiraan ini betul, kita akan berada pada posisi ekonomi yang juga mestinya di atas pertumbuhan ekonomi dunia. Indonesia juga diproyeksikan masuk ke kelompok dengan pemulihan ekonomi tercepat setelah Tiongkok," kata dia.

"Kalau proyeksi ini benar, saya kira patut kita syukuri," sambung Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sumbang 74 Persen Kasus Corona, Jokowi Minta 8 Provinsi Ini Jadi Prioritas

Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan ada delapan provinsi yang menyumbang kasus virus corona (Covid-19) terbanyak di Indonesia. Adapun delapan provinsi itu antara lain, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Papua.

"8 provinsi ini berkontribusi 74 persen kasus positif di Indonesia," ujar Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang disiarkan virtual, Senin (27/7/2020).

Untuk itu, Jokowi meminta penanganan Covid-19 di delapan provinsi tersebut diprioritaskan. Dia meminta jajarannya menekan laju penyebaran virus corona di daerah-daerah itu.

"Targetnya sudah jelas, turunkan angka kematian serendah-rendahnya, tingkatkan angka kesembuhan setinggi-tingginya, dan juga kendalikan laju pertumbuhan kasus-kasus positif baru secepat-cepatnya," jelas dia.

Selain itu, Jokowi meminta Satgas Covid-19 untuk agresif dan masih melakukan testing, tracing, dan treatment untuk mencegah penyebaran virus corona. Dia juga mengingatkan alat tes PCR, kapasitas lab, alat pelindung diri, dan peralatan rumah sakit harus selalu dipastikan tersedia.

"Komunikasi yang efektif dengan rumah sakit, masyarakat dan daerah harus dilakukan seefektif mungkin," kata Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya