CIMB Niaga Bukukan Laba Bersih Rp 1,7 Triliun di Semester I 2020

Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) CIMB Niaga tercatat sebesar Rp 203,7 triliun dengan rasio CASA sebesar 61,0 persen.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Jul 2020, 15:40 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2020, 15:40 WIB
Kantor Cabang PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Dok CIMB Niaga)
Kantor Cabang PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Dok CIMB Niaga)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mampu menorehkan laba bersih konsolidasi (unaudited) Rp 1,7 triliun pada semester I 2020. Angka ini menghasilkan earnings per share Rp 69,99.

Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan, banyak sektor usaha dihadapkan dengan tantangan yang berbeda sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Dalam industri perbankan, mengelola kualitas aset dan membantu mengarahkan nasabah pada masa sulit ini merupakan bagian dari prioritas utama perseroan.

"Pada saat yang bersamaan, kami juga mengedepankan tindakan pencegahan yang ekstra untuk melindungi kesehatan dan keamanan karyawan, serta fokus pada likuiditas, kecukupan modal, dan menjaga efisiensi operasional Bank.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (30/7/2020).

Dengan total aset mencapai Rp274,4 triliun per 30 Juni 2020, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset.

Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 203,7 triliun dengan rasio CASA sebesar 61,0 persen. Adapun Giro dan Tabungan mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 17,8 persen dan 15,5 persen, sejalan dengan komitmen Bank untuk mengembangkan layanan digital dan meningkatkan customer experience.

Jumlah kredit yang disalurkan CIMB Niaga sebesar Rp 186,1 triliun, yang utamanya dikontribusikan oleh bisnis Consumer Banking. “Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kami tumbuh 9,2 persen, sementara Kredit Pemilikan Mobil (KPM) meningkat 4,7 persen,” kata Tigor.

 

Perbankan Syariah

Di segmen perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan mencapai Rp 33,9 triliun (+21,4 persen) dan DPK sebesar Rp 32,2 triliun (18,6 persen) per 30 Juni 2020.

“Kami fokus pada percepatan strategi Forward 23 khususnya customer journey, digitalisasi, meningkatkan produktivitas, dan mencari peluang-peluang baru di tengah pandemi COVID-19. Kami juga senantiasa mendukung seluruh upaya pemerintah untuk membangkitkan perekonomian nasional,” Tigor menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya