Indonesia Kini Punya Buku Besar tentang Maritim dan Bank Genetik Ikan

Penyusunan buku besar maritim membutuhkan waktu hingga 1,5 tahun dengan 50 akademisi dan peneliti.

oleh Athika Rahma diperbarui 07 Agu 2020, 10:30 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2020, 10:30 WIB
Penulis Buku
Ilustrasi buku (trivia)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) meluncurkan Buku Besar Maritim Indonesia (BBMI) dan Bank Genetik Ikan Indonesia.

Ini sebagai bentuk kontribusi terhadap ilmu pengetahuan maritim khususnya bidang perikanan dan kelautan. Peluncuran dipimpin Menteri KKP Edhy Prabowo di Kantor KKP, Jakarta, Jumat (7/8/2020).

Edhy menyatakan, hadirnya buku dan aplikasi ini merupakan terobosan KKP dalam penggalian informasi sumber daya laut Indonesia yang melimpah namun belum dioptimalkan pemanfaatannya.

"Hari ini BRSDM menciptakan buku maritim dan aplikasi bank genetik ikan. Ini terobosan dan mudah-mudahan ini bukan cuma pencitraan, tapi bahwa memang di laut ini banyak sekali sumber daya yang harus dioptimalkan," ujar Edhy dalam sambutannya secara virtual.

Kepala BRSDM KP Sjarief Widjaja menjelaskan, penyusunan buku besar maritim membutuhkan waktu hingga 1,5 tahun dengan 50 akademisi dan peneliti dari berbagai perguruan tinggi negeri dan politeknik sebagai kontributornya.

Buku ini terdiri dari 5 volume, volume 1 memuat tentang sejarah dan politik maritim, volume 2 tentang sumber daya hayati, volume 3 tentang sumber daya non hayati, volume 4 tentang budaya maritim dan volume 5 tentang industri dan ekonomi maritim.

"Buku ini merupakan koleksi pengetahuan konsepsi dunia maritim dan diharapkan menjadi buku dasar untuk pendidikan maritim indo dan bagi peneliti sebagai dasar dalam mengembangkan konsepsi ilmu kemaritiman," jelas Sjarief.

Lalu untuk aplikasi bank genetik ikan, platformnya hampir sama seperti Wikipedia. Sjarief berujar, masyarakat yang mungkin menemukan spesies ikan baru atau peneliti yang berhasil menciptakan persilangan genetik ikan baru bisa mencantumkan informasinya di aplikasi bank genetik ikan.

"Sifatnya public participation jadi seperti Wikipedia. Nanti masyarakat bisa memasukkan informasi spesies ikan dan akan diverifikasi oleh tim dari KKP," katanya.

Lebih lanjut, Edhy berharap 2 sumber pengetahuan maritim ini dapat bermanfaat dan bisa dengan mudah diakses oleh masyarakat.

"Sekarang zamannya sudah beda, masyarakat bisa akses dengan teknologi, namun jangan lupa juga untuk tetap sosialisasi dengan flyer. Terus perkuat akses supaya mudah, kerjasama dengan Perpusnas dan lainnya," tuturnya.

Saksikan video di bawah ini:

Ekspor Perikanan Melesat di Tengah Pandemi, Intip Rahasianya

Ekspor Perikanan Melonjak 24 Persen
Pedagang mengecek ikan di Pelelangan ikan Muara Baru, Jakarta, Sabtu (6/7/2019). Angka ini mengalami kenaikan 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp32 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menggenjot produktivitas baik sebelum maupun saat pandemi Covid-19, berbuah manis. Tercatat ekspor hasil perikanan di semester I 2020 mencapai USD2,4 miliar atau naik 6,9 persen dibanding periode serupa tahun lalu.

"Di semester I tahun 2020 terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar 6,9 persen dibanding semester serupa tahun lalu. Kita optimistis dan yakin, di tengah pandemi ini ekspor produk perikanan akan terus meningkat," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di Jakarta, Selasa (4/8).

Total volume ekspor dalam kurun waktu enam bulan tersebut sebanyak 596 ribu ton, sedangkan periode serupa tahun lalu 528.000 ton (USD2,25 miliar).

Komoditas paling diminati adalah udang, tuna-cakalang, cumi-sotong-gurita, rajungan-kepiting, dan rumput laut. Sedangkan pasar paling tinggi nilai penyerapan produk utama perikanan Indonesia adalah USA, Tiongkok, Jepang, ASEAN dan Uni Eropa.

"Dengan naiknya nilai dan volume ekspor hasil perikanan di Semester I tahun 2020, neraca hasil perikanan pun mengalami surplus USD2,2 miliar atau naik 8,3 persen. Di masa bersamaan, nilai impor justru turun 5,9 persen atau setara USD0,2 miliar," ujarnya.

Menteri Edhy menjelaskan, kunci sukses hasil perikanan diminati pasar dunia adalah mutunya yang terjaga sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar dan berdaya saing.

Dia mendorong pelaku usaha perikanan Indonesia untuk mengedepankan mutu produk yang dihasilkan.

"Saya tekankan kembali, bahan baku bagi Unit Pengolahan Ikan yang terstandar merupakan kunci utama untuk dapat menghasilkan produk perikanan aman, bermutu, dan berdaya saing," tegasnya.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya