Cegah Banjir Susulan di Luwu Utara, Kementerian PUPR Bangun Tanggul

Selama masa tanggap darurat banjir bandang Luwu Utara, Kementerian PUPR masih mengoperasikan 30 unit excavator, 4 unit Dozer, 29 unit Dump Truck, dan 22 unit pompa air alkon.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2020, 11:00 WIB
Dilanda Banjir Bandang, Begini Kondisi Luwu Utara yang Porak Poranda
Penduduk desa berjalan melalui daerah banjir di desa Radda di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (14/7/2020). Akibat musibah banjir bandang ini setidaknya sekitar 15 orang tewas dan belasan lainnya dinyatakan hilang. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus membantu penanganan darurat banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk menangani musibah ini, pemerintah daerah menetapkan masa penetapan tanggap darurat 14 Juli-12 Agustus 2020 hingga pascabencana.

Bencana banjir bandang terjadi pada Senin 13 Juli 2020 lalu, disebabkan oleh luapan air Sungai Masamba, Sungai Radda (anak Sungai Masamba), dan Sungai Rongkong akibat curah hujan yang sangat tinggi di hulu sungai.

Selama masa tanggap darurat Kementerian PUPR masih mengoperasikan 30 unit excavator, 4 unit Dozer, 29 unit Dump Truck, dan 22 unit pompa air alkon ke enam kecamatan terdampak yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Malangke Barat, dan Malangke. Serta di Desa Radda yang kondisinya paling parah akibat banjir bandang.

Sebagai langkah cepat penanganan darurat, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah menginstruksikan agar lumpur pasir yang dibersihkan dari permukiman dikumpulkan dan dimasukkan ke geobag untuk dimanfaatkan menjadi tanggul sementara di bantaran tiga sungai (Rongkong, Radda dan Masamba) agar tidak terjadi luapan material atau banjir dari sungai-sungai tersebut saat terjadi hujan di hulu.

"Untuk penanganan permanen nantinya dilakukan normalisasi sungai dengan pengerukan, perbaikan alur sungai dan pembuatan tanggul sungai dengan struktur permanen," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (13/8/2020).

Saat ini Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang tengah mengerjakan normalisasi pada Sungai Masamba, Sungai Radda (anak Sungai Masamba), dan Sungai Rongkong sehingga diharapkan bisa mencegah terjadinya banjir lagi.

Pekerjaan normalisasi Sungai Radda telah dimulai sejak 25 Juli 2020 dengan total panjang sungai yang telah ditangani hingga 11 Agustus 2020 sepanjang 1.021 meter (m).

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rincian Konstruksi

Dilanda Banjir Bandang, Begini Kondisi Luwu Utara yang Porak Poranda
Kendaraan hanyut oleh banjir bandang di sebelah rumah-rumah di desa Radda di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (14/7/2020). Hujan lebat yang mengakibatkan tiga sungai meluap telah menyapu rumah-rumah, kendaraan dan berbagai fasilitas umum di enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara. (AFP/Aryanto)

Menurut Kepala BBWS Pompengan Jeneberang, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Adenan Rasyid, pekerjaan di Sungai Radda juga diikuti pembuatan geotextile/tanggul di kiri aliran sungai dengan struktur permanen yang telah dimulai sejak 30 Juli 2020. Tercatat hingga 11 Agustus 2020 pekerjaan tersebut sudah sepanjang 369 m untuk layer 1, sementara untuk layer 2 sudah sepanjang 192 m, layer 3 (97 m), dan layer 4 (69 m). Total sebanyak 5 excavator dikerahkan untuk pekerjaan di Sungai Radda.

Untuk di Sungai Masamba, pekerjaan tanggul sungai sementara sudah dikerjakan sepanjang 2.577 m dan juga dilakukan pembuatan geotextile/tanggul pada kanan aliran sungai dengan struktur permanen yang sudah terpasang sepanjang 328 m (layer 1), 208 m (layer 2), dan 60 m(layer 3). Sebanyak 6 unit excavator, 1 unit bulldozer, 5 unit dump truck untuk penggalian sedimen di Sungai Masamba.

Selanjutnya untuk pekerjaan tanggul sementara di Sungai Rongkong telah dilaksanakan sepanjang 1235 meter sejak 3 Agustus 2020 lalu. Untuk pembuatan geotextile/tanggul pada bagian kanan aliran Sungai Rongkong hingga 11 Agustus 2020 telah dilakukan sepanjang 396 m untuk layer 1 dan 16,5 m untuk layer 2. Total sebanyak 8 unit excavator dan 3 unit bulldozer dikerahkan untuk penggalian sedimen Sungai Rongkong, dan 2 unit excavator untuk pemasangan geotextile.

Dalam penanganan darurat, Kementerian PUPR juga didukung oleh PT Brantas Abipraya dan PT Hutama Karya yang kebetulan sedang menangani pembangunan DI Baliase di dekat lokasi bencana sehingga memudahkan dalam memobilisasi alat berat dan personel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya