Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan sektor makanan dan minuman merupakan sektor yang berpeluang besar untuk laris manis di masa pandemi covid-19. Oleh sebab itu, ia menyarankan jika ingin membuka bisnis di masa pandemi dengan masuk ke sektor tersebut.
“Saat ini yang sedang growing di e-commerce, kalau menurut hasil survei Danareksa Research Institute memang pola konsumsi berubah dari offline ke online. Saya kira yang lagi growing untuk usaha ya di Mamin (makan dan minuman) atau kebutuhan primer,” kata Teten dalam acara Inspirato Sharing Session ‘Memulai Usaha di Era Krisis’, Rabu (2/9/2020).
Hal itu disebabkan pendapatan masyarakat terbatas, dan konsumsi masyarakat lebih memprioritaskan kebutuhan primer atau sehari-hari seperti makanan, keperluan sekolah, termasuk pemeliharaan Kesehatan.
Advertisement
Sektor lainnya yang berpotensi di tengah pandemi ini, yakni menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan disektor pertanian tumbuh 16 persen. Teten mengatakan Ketika melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah, ternyata di daerah kegiatan usaha atau bisnis itu tidak terganggu.
“Artinya orang tetap pergi ke ladang, ke sawah, sehingga produksi terus meningkat, walaupun Ketika saya berdialog dengan nelayan-nelayan di Pantura memang hasil tangkapan nelayan tidak terserap semua, karena memang daya beli masyarakat menurun,” katanya.
Kendati begitu, pihaknya sedang mengupayakan agar produksi ikan tangkapan nelayan bisa dibeli oleh BUMN pangan, seperti PT Perikanan Nusantara, PT Perindo. Sehingga ikan bisa di gudang beku selama 6 bulan.
Selain itu, untuk sektor perkebunan kopi juga diupayakan untuk dibeli oleh BUMN pangan, dengan menerapkan menerapkan skema resi gudang agar petani tetap punya pendapatan.
“Ini upaya-upaya yang sedang kita lakukan, Oleh karena itu Pemerintah berkomitmen untuk terus mengevaluasi program PEN agar kita bisa menggerakkan ekonomi domestik, kita tahu ekonomi domestik di dominasi oleh bisnisUMKM,” pungkasnya.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Cara Memulai Bisnis UMKM
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) menyajikan “Tips 60 Detik Berbisnis di Era Pandemi” untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terdampak covid-19, agar pelaku UMKM bisa bertahan dan bangkit kembali, maupun bagi yang hendak memulai usaha.
Berikut tips yang disampaikan Kemenkop dan UKM yang menggandeng Founder Bixbux.com dan Affiliate Marketer yakni Wientor Rah Mada. Berikut simak tipsnya yang dikutip oleh Liputan6.com, di media sosial resmi @kemenkopukm, Rabu (2/9/2020).
1. Nyali
Pebisnis itu memerlukan keberanian besar. Pertama pada saat akan memulai bisnis mental block terbesar adalah ketakutan akan gagal, dan ini harus diatasi. Untuk memulai, apa yang diperlukan untuk memulai bisnis bukan modal atau pun aset, tapi nyali.
Kedua, keberanian diperlukan pada saat akan membesarkan bisnis. Dalam kesempatan lain, pebisnis akan merasa sangat nyaman dengan orderan yang sudah mengalir, sistem yang sudah terbangun, dan terutama profit yang ada.
Di sinilah nyali diperlukan untuk naik kelas, mulailah merekrut karyawan dari sekolah terbaik dan gaji lah tinggi, merevisi sistem kerja yang sudah ada, membangun pabrik baru atau merubah struktur organisasi agar sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Cari Mentor
Seorang pebisnis apalagi pemula akan jauh lebih bagus apabila mempunyai mentor. Kenapa mentor? Sederhana saja karena dia memberikan contoh. Seorang mentor yang kita ikuti mungkin saja dia tidak pernah mengakui kalau dirinya mentor, tapi tingkah lakunya banyak kita tiru.
Ada tiga pertimbangan dalam memilih mentor, yang pertama ini penting yakni jangan memilih mentor karena dia merasa benar terus-terusan, dan tidak pernah cerita tentang kegagalan nya, tidak ada manusia yang berhasil terus menerus.
Kedua, cari mentornya yang tidak canggung untuk berbagi cerita kehidupannya walaupun dia kita jadikan mentor bisnis tapi banyak hal di dalam kehidupannya, yang bisa kita jadikan acuan untuk berbisnis.
Ketiga, perhatikan rekam jejak paling tidak 10 tahun kebelakang apa yang sudah dilakukan, apakah sama dengan yang selalu dia ceritakan.
Advertisement
3. Pikirkan
Anda ingin membuka usaha tapi bingung jualan apa? Solusinya jualah produk yang menjadi solusi bagi konsumen. Jika sebelumnya Anda sudah memiliki toko online maka perbaiki kecepatan halaman toko online Anda.
Lalu, fokuslah di funneling yaitu beberapa tahapan yang akan dilalui pembeli sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli dan apa yang harus dilakukan penjual untuk “lolos” dalam tiap tahapan tersebut.
Kemudian, beri pilihan konsumen untuk cash on delivery atau bayar di tempat. Serta cari 10 produk yang paling laku kemudian SEO-kan. Dan terakhir, Anda harus latihan hardselling untuk customer service Anda tinggikan target conversion rate. Dan juga penting untuk membongkar data lama customer baik teman Anda lalu bina hubungan kembali.
4. Integritas
Saat ini kita sudah mulai masuk ke dalam tatanan normal baru banyak bisnis yang sudah mulai jalan kembali, mau tidak mau kita harus akui ekosistem bisnis kita sudah berubah.
Bagaimana cara kita menyikapi nya? ya harus ikutan berubah bagi yang bisa melihat peluang, mereka akan menciptakan model bisnis baru untuk menyikapi ini tidak terhitung.
Di fase normal baru orang akan sangat selektif memilih lingkungannya, termasuk berhati-hati dalam membeli sesuatu. Maka, Anda harus bisa menciptakan lingkaran lingkaran kecil ini dan bangun integritas di dalamnya. Karena hanya integritas yang akan membuat orang percaya bahwa produk Anda baik untuk mereka.
5. Penasaran
Kata marketing kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi pemasaran, menurut Wientor marketing itu terdiri dari kata market dan ing ini dua kata kerja, yang menyimpulkan bahwa marketing itu dinamis dan perlu kerja keras sementara terjemahannya pemasaran dalam Bahasa inggris.
Pemasaran ini kata benda, kata yang statis tidak dinamis sama sekali daripada diterjemahkan seperti itu dirinya lebih suka kalau huruf “M” diganti menjadi huruf “N” dan katanya berubah dari pemasaran menjadi penasaran.
“Bagi saya penasaran jauh lebih menarik coba kita pikirkan rasa penasaran adalah trigger yang sangat tepat untuk pembelian. Orang yang penasaran dengan produk kita akan melakukan apa saja untuk membeli bikin konsumen Anda penasaran dengan produk Anda punya ke ujung dunia pasti dikejar,” ujarnya.
6. Kepuasan pelanggan
Katanya kalau mau pelanggan kita loyal kita harus mengutamakan kepuasan pelanggan, tapi kenyataannya terkadang kita sudah berbuat semaksimal mungkin tapi nyatanya dia tidak pernah balik lagi.
Menurut Wientor ada satu cara yang selalu ia pakai yaitu elemen surprise atau efek kejutan. Tipsnya kalau konsumen membeli barang dari kita secara online bersamaan dengan kita packing barang, coba sisipkan barang kecil yang lucu-lucu yang konsumen tidak menduga akan mendapat sesuatu, tuliskan pesan personal bisa berupa pantun atau ucapan terima kasih yang ditulis tangan.
Namun, misalnya jika tiap hari kita packing ratusan masa lalu tulis ratusan? Menurut Wientor tidak harus semua diberi hal yang sama untuk pelanggan, tapi pilihlah secara acak dan rasakan hasilnya.
Advertisement
7. Menjadi Petinju
Untuk memulai usaha atau usaha Anda baru dimulai bahkan sebelum pandemi Anda sudah memiliki usaha, jangan putus asa. Yang pasti pandemi covid-19 ini akan berakhir, Anda harus bersyukur sudah berpikir untuk memulai usaha, atau bahkan sudah memiliki usaha meskipun sekarang pendapatannya berbeda.
Menurut Wientor, petinju itu menang bukan karena bisa memukul keras tapi karena tahan pukulan. Maka jadilah pribadi yang tahan pukulan agar Anda bisa melalui proses berbisnis.
8. Kompetitor
Seringkali kita salah mengartikan Apa arti dari kompetitor? kecuali produk kita punya lisensi paten atau supply chain sudah dikuasai sendiri, pasti di luar sana ada perusahaan atau orang lain yang memproduksi barang yang mirip dengan punya kita.
“Saya yakin benar sebagian besar dari kita menganggap bahwa kompetitor itu adalah perusahaan lain yang mempunyai produk yang sama dengan punya kita. Padahal bukan itu, bisa jadi produknya sama persis tapi kalau yang satu dipasarkan di Indonesia dan yang satu dipasarkan di Nigeria misalnya ya ini bukan competitor,” jelasnya.
Jadi kompetitor adalah perusahaan lain yang produknya membidik market yang sama dengan kita. Kalau kemudian kompetitor itu memproduksi barang yang sama yaitu konsekuensi logis karena membidik market yang sama.
9. Merek
Merek itu penting bagi seorang pebisnis maupun penjual. Anda jangan hanya berhenti menjadi dropshipper atau reseller saja. Tapi Anda harus berani untuk memiliki merek Anda sendiri. Meskipun Anda menjual produk yang sama dengan orang lain, tapi setidaknya ada merek yang bisa dikenal orang dan konsumen memilih membeli produk Anda.
Dengan merek maka akan menaikkan harga produk Anda, adanya merek Anda mungkin bisa bekerja sama dengan pebisnis lain untuk menjual produk Anda di tokonya, sehingga di sana harga menjadi mahal tapi pembeli mungkin ingat merek Anda dan menjadi loyal.
Mengelola merek memang tidak mudah, menjadi pekerjaan besar yang sangat menyita waktu paling tidak ada 20 persen dari nilai omset yang harus disisihkan untuk mengelola merek ini karena mengelola merek itu maraton dan selling itu seprint.
10. Berpikiran positif
Di masa krisis seperti ini membuat kita menjadi pebisnis yang jauh lebih fleksibel, produksi baju tidak ada yang beli ya berpindah menjadi produksi masker. Jika Anda berpikiran negatif maka usaha tidak akan dimulai-mulai dan tidak akan maju.
Tapi kalau kita memilih untuk berpikir positif selalu ada jalan selalu ada peluang. Anda harus pintar melihat kondisi dan situasi saat ini, apa yang sedang dibutuhkan oleh konsumen. Sehingga Anda bisa tahu apa yang harus dilakukan untuk bisnis Anda saat ini dan kedepannya.
Advertisement