BRI Telah Salurkan KUR Mikro Rp 68,6 Triliun

BRI optimistis dapat menyalurkan seluruh dana KUR hingga akhir Desember 2020.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 17 Sep 2020, 13:40 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2020, 13:40 WIB
20151120-Target-KUR-30-triliun-di-2015-Jakarta-AY
Pekerja saat menyusun kursi dan meja di Jakarta, Jumat (20/11). Penyaluran kredit tersebut Melalui tiga Bank BUMN yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Negara Indonesia (BNI). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mendapat tugas untuk menggelontorkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam skala mikro dan super mikro sebesar Rp 140 triliun. Tugas ini diberikan sejak awal September 2020.

Kepala Divisi Bisnis Mikro Bank BRI Made Antara Jaya menjelaskan, dana Rp 140 triliun terbagi pada penyaluran KUR berskala mikro dan super mikro.

"Kami dapat alokasi KUR secara nasional Rp 140 triliun di tahun ini. Itu dibagi Rp 130 triliun untuk KUR mikro dan Rp 10 triliun untuk KUR kecil atau super mikro," terang dia dalam sesi webinar, Kamis (17/9/2020).

Khusus untuk KUR mikro, Made menyampaikan, BRI telah menyalurkan Rp 68,6 triliun, atau sekitar 57,2 persen dari target penyerapan Rp 130 triliun.

"Kita membatasi di KUR mikro, itu kami sudah melakukan realisasi sebesar Rp 68,6 triliun. Itu untuk 2,7 juta (nasabah)," ujar Made.

Made pun optimistis dapat menyalurkan seluruh dana KUR hingga akhir Desember 2020. Menurutnya, tenaga marketing Bank BRI yang sekitar 28 ribu orang siap mengalokasikan target dana sisa dalam waktu 70 hari ke depan.

Sementara untuk realisasi KUR super mikro dengan plafon Rp 10 triliun, hingga Rabu 16 September kemarin baru direalisasikan kepada 51 ribu nasabah senilai Rp 450 miliar.

"Tanggal 7 September sampai kemarin, kami sudah realisasi KUR super mikro kami 51 ribu (nasabah) dengan OS sekitar Rp 450 miliar," tukas Made.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Per 15 September, Subsidi Tambahan Bunga KUR Disalurkan ke 7,9 Juta Debitur

Bunga KUR Turun
Pekerja memotong tahu yang baru dicetak di industri rumahan kawasan Jakarta, Selasa (17/12/2019). Pemerintah juga menaikkan plafon penyaluran KUR plafon secara signifikan 36% dari Rp 140 triliun menjadi Rp 190 triliun tahun 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir melaporkan sampai dengan 15 September 2020 subsidi tambahan bunga KUR sudah diberikan kepada 7,90 juta debitur. Adapun dari jumlah debitur tersebut baki debet-nya mencapai Rp189,82 triliun.

"Realisasi sampai 15 September sebanyak 7,90 juta debitur dengan baki debet Rp189 triliun," katanya dalam webinar di Jakarta, Kamis (17/9/2020).

 

Dia mengatakan, jika melihat dari data realisasi penerima KUR semua menunjukan penerima aktif terus bertambah. Sehingga tidak ada istilah bahwa subsidi KUR diberikan pemerintah tidak berjalan di lapangan. Meskipun penerima KUR aktif sekarang mencapai 7,25 debitur.

"Yang tidak dapat ini karena kolektibilitas tidak lancar karena dapat subsidi bunga sebelumnya kolektibilitasnya 1 dan 2 berpengaruh kepada seberapa besar debitur yang mendapatkan subsidi bunga," jelas dia.

Di samping itu pihaknya juga mencatat penundaan angsuran pokok paling lama 6 bulan sudah diberikan kepada 1,37 juta debitur dengan baki debet mencapai Rp 44,67 triliun.

Adapun dari jumlah itu meliputi perpanjangan waktu diberikan kepada 1,37 juta debitur dengan baki debet Rp43,77 triliun dan penambahan limit plafon KUR diberikan kepada 15 debitur dengan baki debet Rp2,46 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya