Liputan6.com, Jakarta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat Indonesia menerapkan budaya tidak membuang makanan (food waste). Sebaiknya, kata Presiden, masyarakat memperkuat budaya baru, yakni dengan menghargai setiap makanan yang sudah diambil.
"Dalam mewujudkan ketahanan pangan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai acuan kita, terutama atas peringatan FAO (Food and Agriculture Organization) tentang ancaman krisis pangan," ujar Presiden di istana Bogor (15/9/2020).
Baca Juga
KPA Klaten Sosialisasikan Waspada Perilaku LGBT untuk Tingkatkan Kesadaran Bahaya HIV AIDS
Hadir di UNJ, Pramono Ungkap Terobosan Baru Taman 24 Jam hingga Tawarkan JIS sebagai Markas Persija Jika Terpilih
Pramono Singgung Peningkatan Fasilitas Wisata Religi di Jakarta saat Ziarah Makam Habib Luar Batang
Perlu diketahui, berdasarkan data yang ada, sampah makanan di Indonesia per tahun mencapai 1, 3 juta ton atau per orang menghasilkan 300 kilogram sampah makanan. Jika dirupiahkan, maka setiap 1,3 juta ton sampah makanan menghasilkan Rp 27 triliun. Ironisnya, 19,6 juta penduduk Indonesia masih kekurangan gizi. Jika dikonsumsi, 27 triliun itu dapat memberi makan 28 juta orang per tahunnya.
Advertisement
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengatakan kampanye hindari food waste selalu didengungkan Kementan, sehingga ajakan Presiden ini akan terus diperkuat di masyarakat.
Menurut Kuntoro, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kerap kali menekankan generasi muda harus dipahamkan proses pengolahan pangan dari awal, hingga tersaji di meja makan.
Dengan begitu, pembangunan ketahanan pangan yang berlandaskan pola pangan sehat untuk generasi muda yang hebat dapat diwujudkan, termasuk mendukung cita-cita pembangunan nasional.
"Kami harapkan generasi milenial dapat juga paham, bahwa begitu panjang waktu kerja keras petani dalam memenuhi pangan, dan masih banyak masyarakat kita yang butuh pangan layak. Jadi, mari tinggalkan kebiasaan menyia-nyiakan dan membuang makanan, kita jangan food waste," tegas Kuntoro.
(*)